Pages

Kamis, 26 Juni 2014

Jadikanlah Dia Yang Terakhir Untukku Tuhan


Inspired by @Naomi_JKT48

Hai perkenalkan namaku Muhammad Edwin, sekarang aku duduk di bangku kelas 2 salah satu SMA di jakarta, keseharian ku hanya sekolah, kadang bermain futsal, dan menyempatkan diri untuk latihan band di studio sekolah ku atau di aula sekolah.

Pagi hari ini ku awali dengan bersemangat untuk menuju sekolah, settelah bersiap2 aku pun mengemudikan sepeda motor ku dengan kencang, hingga akhirnya aku sampai disekolahku...
Teng...teng...teng, tepat aku sampai di sekolah bel tanda masuk pun berbunyi, aku menuju kelas ku dan menghampiri teman semeja ku, namanya Sinka Juliani, biasa aku sapa sinka, dia memang teman dekat ku dari kelas 1, kadang kami habiskan waktu bersama, disekolah maupun saat weekend atau liburan. Namun aku belum pernah bermian kerumahnya, hanya dia yg kadang bermain ke rumah ku, bukan karna aku tidak ingin bermain ke rumahnya, hanya saja waktu yg tidak memungkin di karna kan jadwal ku yg padat, karna dari aku kelas 1 aku adalah anggota osis di sekolahku. Aku pun menghampiri sinka, dan langsung duduk di sebelahnya...

“Hay sin” sapaku padanya di pagi itu
“Iye iye hay juga, eh win sore sibuk gk ?” tanya sinka
“Sore ini ? Hm gk deh kayaknya, kenapa ? tanya ku balik.
“Temani aku ke toko buku dong, aku mau beli novel baru nih” pintanya seraya menyubit2 tangan ku
“Iya, sore kan ? jam 3 ya aku kerumah mu” jawab ku
“Okeh sip” jawab sinka lagi sesambil mengedipkan matanya
"Sinka memang cantik, hanya saja dari awal kenal dia, aku hanya punya perasaan suka sebagai sahabat, dan memang dia adalah sahabat lawan jenis yg terbaik buatku dan selalu membantu jika aku ada masalah, sebaliknya begitu. Tapi yang aku dengar dia mempunyai seorang kakak perempuan yang cantik, hmm adiknya aja cantiknya naudzubillah apalagi kakaknya “Ucapku dalam hati

Seharian aku belajar di sekolah, tiba saatnya aku kembali ke rumah, aku menyempatkan waktu beristirahat sebelum sorenya aku menemani sinka untuk ke toko buku.
Jam 3 pun tiba, aku bersiap2 menemani sinka ke toko buku, aku menjemput sinka di rumahnya, namun sesampainya aku di rumah sinka, aku tidak melihat nya, aku mencoba mengirim pesan ke nomor teleponnya...

“Sin, aku depan rumah mu...”
“Eh iya win, aku baru bangun, bentar”jawab sinka yg membalas pesan singkatku, tiba2 sinka muncul di depan pintu rumahnya
“Win maaf ya, aku baru bangun, kamu masuk aja dulu, aku mandi terus siap2, maaf ya hehe”Ucap sinka sambil tertawa
“Hidih iyaiya, cepetan mandinya” jawabku sedikit jengkel
Tak lama kemudian aku mendengar suara orang mengetuk pintu, aku mencoba membukakan pintu, saat ku buka, muncul seorang perempuan cantik, lalu dia bertanya padaku “Temannya sinka dek ?” tanyanya padaku.
“Iya kak”jawabku sedikit gugup
“Oh saya Shinta Naomi, kakaknya sinka” sahut perempuan yg ternyata kakaknya sinka, lalu dia mengacungkan tangannya seraya ingin berkenalan padaku
“Saya Muhammad Edwin kak, hehe iya temannya sinka, tadi sinka nya minta temani ke toko buku” jawab ku sambil menjawab acungan tangan dari kak naomi.
“Mari masuk, eh sudah di buatin sinka minum belum ?”jawab kak naomi, ternyata dia perempuan yg sangat baik.
“Belum kak, hm gak usah kak ntr ngerepotin, hehe” entah mengapa jantung ku jadi deg deg ser gini saat melihat wajah cantik kak naomi
“Eh jangan, tunggu ya saya buatkan” sambil menaruh tas nya di kursi, kak naomi pun menuju dapur untuk membuat minuman, tak lama kemudian kak naomi datang dengan membawa 2 minuman dingin
“Ini di minum aja, jangan malu2” sikap ramah kak naomi membuat ku sangat betah berada di sini, tak lama kemudian sinka datang
“Eh kak, baru datang”tanya sinka
“Iya, kamu ada teman datang kok gk di buatin minum”jawab kak naomi yg menegur sinka
“Heheh lupa kak”jawab sinka sambil tersenyum2”Yaudah kak aku jalan dulu ya, mau ke toko buku, ayok win”tambah sinka
“Kak naomi saya jalan dulu ya” ucapku pada kak naomi yg sedikit membuat ku malu2.
“Iya hati2 ya win, sering2 aja main ke sini” jawab kak naomi yg senyum padaku dan membuat aku berfikir”apakah aku jatuh cinta padanya?” ah sudah lah dari segi umur aja udah beda jauh pake banget”gumam ku dalam hati.

Aku dan sinka pun menuju toko buku yg tak jauh dari rumah sinka, sampai di sana...
“Eh sin, kakak mu cantik juga ya” ucapku pada sinka
“Kenapa ? kamu suka ? entar aku salamin, oke ”jawab sinka yg senyum2 mendengar kata2 ku barusan
“Kakak mu kuliah ? di mana ?”Aku berusaha bertanya2 sedikit tentang kak naomi pada sinka
“Oh kak naomi, dia kuliah di universitas ************ dekat sekolah kita kok.
Jawab sinka
“Oh yadeh, hehe” ucap ku samil tertawa kecil
Setelah aku menemani sinka ke toko buku, akhirnya aku mengantarnya pulang, dan sampai rumahnya. “Makasih ya win udah di temani, entar aku salamin ke kakak ku kok, tenang aja” ucap sinka
“Eh tapi sin.....”
“Udah bye bye, hehe” sinka masuk ke rumahnya sambil melambaikan tangannya

Aku menuju rumah ku, aku tak menyangka bisa berkenalan dengan perempuan secantik kak shinta naomi, aku tiba dirumah hingga malam hari, mungkin faktor lelah, akupun terlelap dalam tidurku...

Aku terbangun dari tidur ku, ternyata sudah pagi hari, aku bergegas mandi, dan seusai mandi akupun mengenakan pakaian hingga akhirnya menuju sekolah untuk menjalani aktifitas seperti biasa.
Aku menuju kelas ku, dan mendatangi tempat dudukku, tiba2 sinka menepuk pundakku...

“Eh win tau gak ?” tanya sinka
“Gak “ jawabku
“Hidih juteknya, yaudah padahal aku mau cerita tentang kak naomi” jawabnya yg sontak membuat ku bersemangat
“Iya iya iya, kenapa kak naomi ?” jawabku bersemangat
“Hem giliran kak naomi aja semangat bener. Iya kak naomi semalam ngomong gini “eh dek teman mu yg namanya edwin itu baik juga ya, enak di ajak bicara, humoris juga kelihatannya ,emang gitu ya orangnya?” gitu win “ ucap sinka yg meniru gaya kakaknya berbicara
“Terus kamu jawab apa ?” tanya ku yg membuat aku penasaran
“Ku jawab “iya kak dia emang lucu orangnya, tapi sedikit jail” jawab sinka
“Hm syukur deh kamu gk cerita macam2” jawabku lega

Seusai belajar seharian, aku berfikir untuk lewat didepan tempat kuliah kak naomi, ya siapa tau aja ketemu. Akhirnya aku mengendari sepeda motorku untuk melewati tempat kuliah kak naomi dengan maksud bisa ketemu dengannya, ya mungkin hari ini hari keberuntungan bagi ku, tepat saat aku lewat, aku melihat kak naomi berdiri sendirian seraya menunggu jemputan, akupun menghampiri kak naomi

“Hay kak naomi, masih ingta aku kan ?”Aku menegur kak naomi yg berdiri sendirian
“Eh iya edwin kan ? ingat dong, ngapain win disini ? "jawab kak naomi
“Anu kak, iseng aja lewat sini, hehe, anyway kakak ngapain disini ?
“Nunggu taksi, mau pulang hehe” jawab kak naomi sambil tersenyum
“Hem sama aku aja kak pulangnya? "Aku menawarkan kak naomi jika ingin pulang bersama ku
“Gak ngerepotin nih ?” jawab kak naomi
“Enggak kok kak”
“Yaudah iya” kak naomi pun menerima tawarn untuk pulang denganku, di jalan kami berbicara tentang keseharian dan tentang diri kami, hingga akhirnya sampai di rumah kak naomi/rumah sinka.
“Edwin makasih ya sudah di antar, jadi gk enak, hehe” ucap kak naomi yg terus memberikan ku senyum manis nya
“Hehe nggak apa kok kak, kalau bisa besok aku jemput lagi” canda ku yg bermaksud agar bisa lebih dekat dengan kak naomi
“Eh gk usah, entar ngerepotin lagi” jawab kak naomi
“Enggak apa2 kok kak” jawab ku meyakinkan nya bahwa menjemputnya itu bukan hal yg merepotkan ku
“Bener nih ? yaudah kamu catet no hp aku yah, ini 08**********” kak naomi menyebutkan no ponselnya
“Hm kak naomi” aku mencatat no telponnya, dan mengsave nya di kontak ponselku
“Win panggil naomi aja, gk usah panggil kakak, hehe” ucap kak naomi sambil senyum padaku
“Tapi kak, umur kita kan jauh?” jawabku sedikit aneh
“Udah gk apa2 kok, okeh ? udah aku masuk dulu ya, makasih loh sudah mau diantar, bye bye” kak naomi melambaikan tangannya, dan akupun melambaikan tangan ku padanya

Aku pulang dengan rasa bahagia, sampai dirumah aku bergegas mandi. Seusai mandi aku mengambil ponsel ku untuk menghubungi kak naomi, dan akhirnya aku mulai dengan mengirimkan pesan singkat padanya

“Hay kak naomi, ini edwin kak”
tak lama kemudiam “Eh edwin, hay juga , eh sudah di bilang jangan panggil kakak kan ?”
“Hehe lupa, maaf :D Lagi ngapain nih na...omi ?”
“Lagi ngerjain tugas dari dosen, kamu sendiri win ?
“Main gitar doang, aku gak ganggu nih ?”
“Gak kok win “
Akhirnya kami berkomunikasi melalui pesan singkat, hingga kami tak sadar bahwa sudah tengah malam, dan akhirnya aku mengucapkan kata terakhir sebelum kami terlelap dalam tidur
“Naomi udah malam, kamu buruan tidur gih, ntar kesiangan loh besok, good night ya, nice dream beatiful girl J”
“Iya kamu juga ya win, night too and nice dream too win J”
Aku pun mengakhiri chat tersebut dan melanjutkan untuk tidur agar besok bisa beraktifitas seperti biasa.
Pagi itu aku pun terbangun, aku mengecek ponsel ku, ternyata ada pesan dari seseorang, dan akhirnya aku membukan pesan singkat itu...
“Selamat pagi ganteng ! udah pagi nih buruan mandi ya, semangat untuk hari ini ! J “ ternyata itu pesan dari kak naomi, aku mencoba menampar diriku agar meyakinkan bahwa ini bukan mimpi, dan benar ini bukan mimpi, akupun menyempatkan diri untuk membalas pesan dari kak naomi sebelum aku mandi
“Selamat pagi juga cantik ! iyaa, semangat juga ya buat hari ini” aku mengirimkan emot peluk dan kak nomi membalasnya dengan emot peluk juga
Aku pun bergegas mandi, lalu mengenakan pakaian ku dan akhirnya menuju sekolah. Sampai di sekolah kembali aku menuju kelas ku, dan duduk di bangku ku..

“Eciee ciee, yang makin hari makin dekat aja, uhuk uhuk” jawab sinka yang menggoda ku
“Apaan coba, biasa aja tuh” jawabku sewot
“Oh biasa aja, kalau aku bilangin kakak ku, kalau pendapatmu biasa2 aja ?” ancam sinka
“Eh iya2 yg di jalanin dulu aja”
“PBJ dulu lah” kembali sinka merayu ku
“PBJ mata lu picak, jadian jg belum, doakan aja, hehe”jawabku
“Hem iya ya” ucap sinka

Sepulang sekolah aku langsung menuju tempat kuliah kak naomi untuk menjemputnya, namun tak lama aku sampai di sana tiba2 ada segerombol anak2 cowok yg kuliah di situ yg menghampiri ku
“Wey bro, nunggu siapa ?”jawabnya yg sedikit sok
“Nungguin kak naomi, kenapa ? jawab ku yg sedikit santai
“Hah naomi ?!! weh teman2 liat bocah satu ini, mau jemput naomi dia, gua ingatin naomi itu pacar gua ! jgn coba2 lu dekatin dia, sebelum lu nyesal !” ucapnya yg membuat ku sedikit kesal
“Pacarnya kak naomi ? Perasan kak naomi gk punya pacar, ngaku2 ya ?” jawabku yg sedikit terbawa suasana
“Weh lu songong ya !” saat dia coba menghajar ku tiba2 kak naomi datang
“Ini nih bocah sok yg mau jemput lu, kasih tau yang kalau aku ini siapa ?”jawabnya yg sangat sok
“Rendi kita ini cuman teman ngerti ?! Dia ini pacarku” jawab kak naomi yg membuat orang2 itu termasuk aku kaget
“Hah ! pacar, cewek cantik kayak kamu kok mau sama bocah ingusan kayak dia ?!”
“Maaf aku gk pandang umur, aku cari pasangan yg memang bisa buat aku merasa nyaman, dan dia ini orangnya” tegas kak naomi “Yaudah aku balik dulu” tambah kak naomi
Aku dan kak naomi pun berjalan pulang, sampai di rumah kak naomi, aku mencoba menanyakan sesuatu padanya...
“Naomi tadi kamu barusan bilang ke mereka kalau aku ini pacarmu, hm maksudnya?” tanya ku sedikit heran
“Hm itu, iya supaya dia nggak ganggu aku lagi, emang gk boleh ya kalau aku ngomong kayak tadi ?”jawabnya
“Hm gk apa kok, hehe” jawabku sambil tersenyum
“Yaudah, aku masuk dulu ya win” kak naomi masuk sambil melambaikan tangannya..
“Iyaa sayang !” jawabku sambil teriak, tiba2 kak naomi yg belum sampai di pintu rumahnya berbalik arah dan kembali menghampiriku...
“Kamu tadi bilang apa?” tanya kak naomi yg merasa aneh
“Em itu anu...”jawab ku gugup
“Apa?” paksa kak naomi yg ingin kembali aku mengulangi kata itu
“Iya sayang” jawab ku yg membuat pipiku merah dan membuat ku tertunduk akan rasa malu ku
“Hm iya, hati2 ya sayang” jawab kak naomi yang langsung berlari menuju pintu rumahnya
“A.....apa, kak naomi barusan ngomong apa ?” jawabku yg tak percaya dan membuat ku terdiam sejenak, aku tak percaya dan akhirnya pulang dengan rasa yang sangat amat bahagia

Sampai dirumah, aku langsung menghubungi kak naomi lewat via telpon...
Tuuutt...tuutt... “Hallo”
“I..iya hallo kak, ini edwin”jawabku gugup padahal ini hanya via telpon
“Iya sudah tau, kan di hp ku ada kontak mu, hehe”jawab kak naomi yg tertawa. Kami pun berbicara hingga akhirnya kak naomi menutup telpon karna ingin mengerjakan seseuatu yg penting.

Hari berganti hari, hubungan ku dengan kak naomi makin dekat, walaupun kami belum berfikir untuk melanjutkan hubungan kami menjadi pasangan kekasih...
Suatu hari saat aku kembali ingin menjemput kak naomi, aku melihat segrombolan anak2 kuliahan yang kemarin bersikap sok depan ku di jalanan dkt gerbang sekolah ku, tiba2...
“Oh ternyata lu sekolah disini?!” ucap nya yg sedikit belagu
“Iya kenapa masalah?!”jawabku sedikit emosi
“Eh gua kasih tau lagi ya ke lu, jauhin naomi sekarang juga !”
“Lu siapanya ? ngaku2 pacarnya naomi lagi, gk punya malu bro ?!!”

Rendi pun mencoba menghajar ku, namun dengan sigap aku menghindarinya, perkelahian pun tak terbendung, kami saling mencoba memukul satu sama lain, tiba2 teman2 rendi yg berjumlah 2 orang mengepungku, aku mencoba tenang, namun hal hasil karna kalah jumlah akhirnya aku tertangkap kepungan mereka, dan aku pun di hajar habis oleh mereka bertiga, hingga salah satu di antara mereka menghantamkan batu di kepalaku hingga aku mengeluarkan banyak darah di bagian kepalaku, untungnya aku masih bisa bergerak, ku tutup luka di kepalaku menggunakan perban yg ada di tasku, aku tetap berusaha untuk menjemput kak naomi, hingga di tempat kuliahnya aku mellihat dia hendak menyebrang, namun di sisi lain aku melihat ada mobil berkecepatan tinggi hendak menabrak nya, ternyata itu adalah mobil rendi dan teman2nya, aku mencoba memarkir sepeda motorku dan mencoba berlari menghampiri kak naomi, ketika masih ada kesempatan aku mendorong kak naomi yg sudah berada di tengah jalan, namun takdir berkata lain, aku malah tetabrak dan kembali mengeluarkan banyak darah yg seketika membuat penglihatanku hilang.

Hingga saat nya aku terbangun. Aku melihat sekelilingku, sudah banyak orang yg aku sayangi berkumpul, termasuk kak naomi dan sinka serta teman2 sekolah ku yg lain.
 
Tiba2 kak naomi pun menghampiri dan memelukku sambil berkata...
“Makasih ya win udah mau selamatin aku, aku gk tau jadinya kalau tadi gk ada kamu, aku cinta sama kamu win, aku gk mempermasalahkan usia kita, karna buat aku kamu yang terbaik, dan kamu sudah mau berjuang untuk aku, makasih ya” kata2 dan pelukkan hangat kak naomi membuat ku sedikit tenang.
“Iya Makasih jg ya. Naomi, aku juga cinta sama kamu, makasih sudah mau deket dan temani aku selama ini, aku hanya takut usia yang menjadi halangan aku buat dapatin kamu, aku takut kamu masih menganggapku seperti anak2, aku masih takut.....”
“Ssstttttt! Sudah kamu udah jadi yang terbaik buat aku” kak naomi menutup mulutku dengan telunjuknya agar aku berhenti menyalahkan diriku.

Pada akhirnya aku berfikir bahwa usia memang bukan penghalan cinta, dan aku menjalani hari2 ku seperti biasanya namun 1 hal yang membuat ku semakin bersemangat untuk menjalani hari esok, ya aku telah resmi jadi sepasang kekasih dengan kak naomi, walaupun usia beda jauh, itu bukan penghalang untuk ku agar membuat kak naomi terus ada di sisiku, dan niat ku untuk menjadikannya yang terakhir buatku selamanya....

Di hari cerah di mana aku dan naomi berdua meratapi langit senja, aku berkata pada Tuhan “Tuhan jadikanlah Naomi yg terakhir untukku”

                                                                                  TAMAT
BY: Muhammad Edwin

Jangan Sakit Lagi Ya..





"Eh.. Tadi lu nomer 15 jawabannya apa?"
"Gua A, lu?"
"Waduuuhh? gua B"
"Laahh... gua C"
Terdengar percakapan beberapa siswa yang baru selesai mengerjakan soal UAS yang (tidak) susah. Tapi tidak bagi Idrus. Dia hanya menjadi pendengar yang baik. Ia pun langsung meninggalkan teman-temannya pergi entah kemana. Baru beberapa langkah, Idrus ketemu dengan teman lain yang berbeda kelas dengannya.

"Eh Drus sini sini"
"Kenapa?"
"Mau teater ga?"
"Lah ayo! Kapan?"
"Jumat, abis selesai UAS"
"Boleh tuh RKJ apa BNT?"
"BNT, sekalian biar lu ketemu viny"
"Yaudah gimana caranya?"

Teman-teman Idrus pun langsung ngasih tau tentang cara booking teater JKT48. Yaa, bisa dilang Idrus ini ngefans dengan girlband Idol Group yang sedang naik pohon daun ini. Tapi, selama ini dia cuma bisa ngeliat idolanya lewat layar tancep kaca aja. Pas hari itu ada 2 orang teman Idrus yang menemani dia booking. Sebut saja Iman dan Geto. Mereka berdua sebelumnya pernah ikut teater Renai Kenshi Jourei.

Keesokan harinya yang masih dalam kondisi UAS yang (tidak) susah Idrus sesekali mengecek hpnya. Kalian taulah kalo lagi ulangan ngeliat hp buat ngapain. Eeiitss tapi jangan ditiru ya. Pas dia lagi ngeliat hpnya, ada e-mail yg masuk. "Selamat! Anda telah memenangkan tiket untuk pertunjukan di JKT48 Theater!" Saat dia membaca e-mail itu muka Idrus yg awalnya mumet ngerjain soal berubah jadi BIMA SATRIA GARUDA cerah layaknya cuaca yg ekstrem. Dia pun langsung mengerjakan soal yg ada di depannya dengan sekejap mata.

Setelah selesai ulangan, Idrus pun menuju temannya buat ngasih tau kalo dia dapet verif.

"Man, Ge, gua dapet verif"
"Serius?"
"Iya"

Iman dan Geto pun langsung ngeliat hp mereka. Dan benar saja mereka juga dapet e-mail dari JKT48. Mereka bertiga langsung lompat kegirangan layaknya dapet rejeki nomplok. Apalagi Idrus yg baru pertama kali ikut teater. Malam harinya Idrus minta ijin ke orangtuanya.

"Ma, Pa, besok Idrus mau nonton JKT48 ya di senayan."
"Jam berapa? Naik apa? Sama siapa? Ada duit ga?"

Idrus yg baru ngomong satu kalimat langsung diberi pertanyaan bertubi-tubi layaknya tersangka korupsi oleh ibunya. Idrus pun langsung menjawab pertanyaan ibunya dengan sigap.

"Berangkatnya siang, abis solat jumat. Naik motor. Sama temen sekolah. Duit ada kok, kalo mau nambahin gapapa"
"Ati-ati lagi sering ujan, jangan ngebut-ngebut"
"Iya maa, emangnya Idrus, Velentino Rossi apa ma? Pake ngebut"
"Ya kali aja kamu mau jadi pembalap"
"Jadi boleh ga?"
"Yaudah gapapa"

Setelah mendapat restu dari orangtuanya, Idrus langsung tidur. Tapi keliatannya dia ga bisa tidur. Kayaknya dia mikirin viny terus. Kayaknya dia... #ahsudahlah

Besoknya, setelah solat jumat, Idrus berniat ngisi bensin karena bensinya udah di garis merah. Baru jalan beberapa sentimeter, motornya tiba-tiba mati. Dia nyoba nyalain lagi. Tapi mati lagi. Dia nyalain lagi, ga nyala-nyala. Dia coba otak-atik motornya tapi tetep ga mau nyala. Idrus pun langsung bbm Iman dan Geto. Masalah pun terselesaikan, Idrus boncengan sama Iman. Tapi baru beberapa detik, masalah lain pun datang. STNK motornya Iman kebawa bapaknya ke kantor, padahal bapaknya lagi bawa mobil. Akhirnya mereka memutuskan untuk pergi naik kereta, terus sambung naik busway.

Mereka akhirnya sampai di tempat tujuan dengan selamat sentosa dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Mereka langsung solat ashar terus nuker tiket. Iman nuker tiket di bagian non pelajar, Idrus dan Geto nuker tiket di bagian pelajar. Kenapa Iman beda sendiri? Karena kartu pelajar dia ilang di telan bumi. Tapi, takdir berkehendak lain. Tiket pelajar pun habis. Akhirnya Idrus dan Geto nuker di non pelajar. Pas lagi nuker tiket, mereka ketemu temen sekolah mereka yg beda jurusan. Ternyata dia udah berkecimpung di dunia Idoling sejak awal terbentuknya JKT48.

Pada jam 7 lewat dikit waktu setempat, akhirnya mereka bertiga masuk ke dalam teater. Karena mereka masuknya belakangan, mereka tidak kebagian tempat duduk. Walaupun begitu, mereka tetep antusias menonton teater. Apalagi Idrus yang baru pertama kali melihat idolanya secara langsung.

Setelah pertunjukan teater selesai, mereka mengikuti acara hanshake. Mereka bisa bersalaman dan menyapa langsung para member yang tampil. Idrus pun dengan semangat bersalaman dengan mereka. Apalagi dengan oshimennya Ratu Vienny Fitrilya. Tapi Idrus nampaknya gerogi, dia hanya bisa ngomong 4 kata. "Jangan sakit lagi ya..."

Setelah selesai menonton teater, mereka memutuskan untuk pulang dengan taksi. Butuh waktu yang lama karena banyak taksi yg lewat tapi engga mau berenti. Akhirnya ada satu taksi yg mau berenti. Satu jam kemudian mereka tiba di rumah masing-masing dengan selamat.

Beberapa hari setelah teater...

Pada hari minggu yang cerah, Idrus berniat untuk bersepeda berdua di salah satu jalan utama yg sedang ada car free day. Setelah cukup lama dia bersepeda, Idrus pun bergegas untuk pulang. Namun malang nasib Idrus saat dia hendak menyebrang jalan. Tak disangka ada mobil yg melaju kencang dari arah belakang. Idrus pun terpental beberapa meter. Sang pengemudi mobil ikut membantu dan langsung membawa Idrus ke rumah sakit terdekat. Beberapa saat, keluarga Idrus langsung menuju ke rumah sakit. Terlihat ada beberapa wartawan yang meliput.

Di tempat yg berbeda, beberapa member dan staf JKT48 Operation Team (JOT) sedang santap siang, dan sambil menonton tv.

"Itu... itu kayak pernah liat deh..."
"Siapa Vin?"
"Itu Lid, kayak fans JKT48 yang baru teater beberapa hari lalu"
"Perasaan kamu doang kali Vin"
"Coba kamu tanya sama staf aja Vin"
"Ide bagus tuh Wel. Hmm namaya Idrus"
"Kasian ya itu ketabrak mobil"
"Iyalah Yupi..."

Setelah makan siang, salah satu member yg akrab disapa Viny ini menghampiri staf.

"Mba, beberapa hari yg lalu ada fans yg namanya Idrus nonton teater ga?"
"Sebentar ya saya liat dulu, emangnya kenapa?"
"Tadi saya liat di tv ada orang naik sepeda ditabrak mobil, nah yang naik sepeda itu kayak pernah liat"
"Ada nih. Ada 4 orang yang namanya Idrus. Ada satu yang oshimennya kamu. Namanya Idrus Hermawan. Dia hari jumat nonton BNT"
"Nahhh ini... Mukanya sama yang saya liat di tv"
"Terus kamu mau ngapain?"

Sang member itu pun berbisik-bisik kepada staf.

Sementara itu kondisi di rumah sakit, Idrus cuma bisa terbaring tak berdaya. Kakinya yang patah membuat dia engga bersemangat melakukan apapun. Dia cuma melamun ke luar jendela rumah sakit. Beberapa tamu datang silih berganti menjenguk Idrus. Mulai dari teman sekolah, tetangga, sampai saudara jauh datang untuk melihat kondisi Idrus.

Udah sehari Idrus dirawat. Pas dia sedang melihat ke luar jendela, dia mendengar ada orang masuk. Dia hanya ditemani oleh perawat yang sedang mempersiapkan obat.

"Permisi, ini betul kamar Idrus Hermawan?"
"Iya betul. Idrus, ada tamu"

Idrus engga mau menoleh. Dia tetap ngeliat ke luar jendela.

"Hai... Idrus..."

Terdengar suara perempuan yang merdu, Idrus pun menoleh.

"Vi... Vi... Viny?"
"Iyaa"

Idrus pun terbangun dari tempat tidurnya. Mukanya yang tadi cuma ditekuk, sekarang bisa tersenyum lebar. Ternyata idolanya bersama staf JOT datang menjenguk dia.

"Kok kamu...?"
"Aku liat di berita ada kecelakaan orang naik sepeda ditabrak mobil, kayaknya aku pernah liat yang ditabrak itu, aku nanya sama staf, dan bener itu kamu."

Idrus engga bisa ngomong apa-apa. Dia cuma bisa senyum. Engga kepikiran sang idolanya datang menjenguk dia.

"Ini mba yang kemarin di booth merchandise kan?"
"Iya. Kamu waktu itu teater bertiga kan, temen kamu ada yang beli pin"
"Iya mba, masih inget aja...Saya aja baru pertama kali itu ke teater"

Idrus pun berbincang dengan idolanya itu dalam waktu yang cukup lama dan tidak perlu berdesak-desakan dengan fans lain. Idrus menceritakan kejadian-kejadian yang engga terduga waktu mau berangkat teater. Beberapa menit kemudian, idolanya itu dan staf JOT ijin untuk pamit.

"Idrus, kita pamit dulu ya"
"Iya Viny, makasih udah dateng..."
"Jangan sakit lagi ya..."

Mendengar kata-kata itu Idrus langsung semangat untuk sembuh. Idolanya pun pamit. Baru sampai di depan pintu, sang oshimennya itu bertemu dengan Iman, Geto, Mukhlis, dan Anggoro.

"Vi... Vi... Viny?"
"Iya..."
Mereka berempat kaget ngeliat ada member yang sepertinya nyasar ke rumah sakit.

"Viny, ini kan rumah sakit, bukan teater. Kok ada di sini?"
"Aku abis ketemu sama temen aku"

Mereka berempat langsung masuk ngeliat Idrus.

"Druss!!! Tadi ada Viny!"
"Iya udah tau kok. Tadi gua barusan ngobrol sama dia"
"Serius?? Gokil! Kok dia bisa tau Drus?"
"Dia nonton tv, terus ngeliat ada berita kecelakaan. Orang yang kecelakaan itu mirip sama orang yang abis teateran. Terus dia nanya ke JOT dan itu gua"
"Waaahhh mimpi apa lu Drus semalem?"
"Hahaha gatau dah"
"Ini apaan Drus?"
"Mana?"
"Ini ada amplop"
"Tadi perasaan gaada, coba sini gua buka"

"Jangan sakit lagi ya... Ratu Vienny Fitrilya"

Ternyata oshimennya Idrus menulis surat untuknya. Dan kata-katanya sama persis dengan kata yang pernah Idrus omongin ke oshimennya waktu pertama kali teater. Sejak saat itu Idrus terus bersemangat untuk sembuh. Dan cuma beberapa hari, Idrus udah sembuh. Padahal orang yang sakitnya sama kayak Idrus bisa berminggu-minggu baru sembuh.



by : Rusdy Harnadi

Tetaplah tersenyum Shania




Insipred by @shaniaJKT48
Teng...Teng...Teng bunyi bel tanda masuk sekolah pun berbunyi. Nama ku Muhammad Edwin, sekarang aku duduk di kelas 1 SMA, di sekolah aku termasuk murid yang baik, sopan dan rajin, kegiatanku di sekolah lumayan padat, dan salah satunya aku mengikuti eskul band dan fotografi.
Pagi itu aku mendatangi kakak kelas ku, dia bernama Devi Kinal, aku hanya ingin bertanya, anak2 dance kapan latihnnya dan kapan mereka lomba, karna aku mendapat job untuk mengutip dokumentasi dimukai saat anak2 dance latihan,mengikuti lomba, hingga akhirnya selesai lomba.
“Edwin ntr bisa minta tolong gk, kamu kan punya kamera slr tuh, entar foto kita2 ya buat pendaftaran, soalnya semua anggota dance harus foto 1 per 1 setengah badan dan close up...”Ujar kak Kinal yang kebetulan ketua dance di SMA ku.
“Oh iya bisa kok kak, memang kapan mau mulai fotonya ?” Tanyaku
“Lebih cepat lebih baik sih, gimana pas ntr siang pas anak2 dance latihan, bisa kan ?”Pintanya
“Oke kak, pasti saya datang nanti”Seru ku


Sepulang sekolah aku singgah ke kantin untuk makan siang tiba2 aku tertabrak dengan seorang wanita yang baru pertama kali aku liat di sekolah ini.
“Maaf ya aku gk sengaja menabrak kamu” ujarku ke wanita itu
“Gk apa2 kok, lagian aku yang salah, soalnya aku jalan gak liat2” wanita itu berbicara padaku dengan senyumannya. Entah mengapa senyumannya membuat raga ini terdiam dan membuat jantung ini seketika berhenti berdetak, dari sekian banyak wanita yg aku liat, hanya dia yang mampu membuat perasaan ini tidak karuan, tiba2....

“Hey kenapa diam ?” tanya nya
“Emm gkpapa kok” sambil terbata2 aku berbicara, aku memberanikan diri untuk mengacungkan tanganku ke wanita itu dengan maksud ingin berkenalan.
“Namaku.....Edwin”
“Oh iya aku Shania” tiba2 dia merespon tanganku yg tadi aku acungkan kedia, dan mulai tersenyum padaku”
“Oh Shania ya, lagi mau makan siang ya”?
“Iya nih soalnya jam 2 ntar mau latihan dance”
“Yaudah duduk dulu aja shan,ntar makan sambil cerita” Entah mengapa aku langsung sok akrab dengan nya, aku berharap dia tidak mengatakanku “SKSD”(Sok Kenal Sok Dekat)
“Iyaaa yuk duduk dulu” katanya

Sumpah baru kali ini aku berkenalan dengan wanita yg sebaik dia, dia gk kayak cewe yg lain yg terkadang cuek, dia mudah bergaul, dan menurut ku dia mulai nyaman dekat ku

“Kamu mau makan apa, biar aku yang pesan ?" aku mencoba untuk berlaku baik di depannya.
“Hemm siomay aja deh, maaf ya ngerepotin” lagi2 dia tersenyum padaku dengan senyuman manis dan matanya yang indah.

Setelah memesan aku kembali menghampiri dia....
“Kamu kelas berapa ? kok aku baru liat kamu ya.” Kembali aku coba mengakrabkan suasana kami berdua.
“Aku kelas X-2 kalau kamu sendiri?” 
“Kalau aku kelas X-5, hehe anggota dance juga ?” tanya ku ke shania yg terus menatapku dengan mata indah nya tersebut
“Iya, dan akhir2 ini lagi sibuk latihan dan latihan soalnya mau lomba”
“Oh iya aku tadi diminta kak kinal buat foto anggota2 dance katanya sih buat pendaftaran”
“Jadi kamu yang dimaksud kak kinal, iya tadi kak kinal bilang entar ada anak kelas X yang foto kita, fotografer ya? Tanya nya padaku
“Hehe bukan kok, cuman sekedar hobi moto2 gitu, tuh makanan nya dateng, makan dulu yuk”
“Hehe iya”

Entah mengapa selama berbicara bersama shania aku selalu jadi salah tingkah dan gugup begini, “apakah aku jatuh cinta sama shania, ah sepertinya tdiak mungkin, tapi bisa juga sih....”Ucap ku dalam hati”
Seusai makan siang aku mencoba mengajak shania untuk sama2 ke aula tempat mereka latihan dance.
“Shan berangkat sama2 yuk ke aula nya ? aku  berharap shania mau untuk pergi ke aula bersama ku
“Yuk, tapi aku ganti baju dulu ya” ucap nya kepada ku lalu memberikan senyum manis nya kehadapnku.
“Ohiya aku juga mau ambil kamera di loker ku, ku tunggu depan UKS ya” aku melambaikan tanganku, dan shania membalas dengan melambaikan tangannya padaku.
Setelah dia selesai berganti pakaian dan aku sudah mebgambil kamera ku, kami pun bertemuan di depan UKS
“Sudah siap ?”Tanya ku ke shania
“Sudah yuk berangkat” Shania lalu menarik tangan ku, entah apakah aku bermimpi, aku tak percaya shania menggandeng tangan ku, aku hanya mampu menahan rasa ingin melompat2 kegirangan, sesampai nya di aula.....

“Ciee ciee ada yg lagi PDKT nih” sahut beby yg tiba2 muncul di belakang kami
“Ciee ciee” sahut anak2 lain, ternyata di situ sudah ada kak Kinal, kak Ve, Jeje, Beby, Yuvi, Nabilah dan masih banyak lagi.
“Gak kok ini tadi cuman kebetulan ketemu di kantin pas jam makan siang jadi berangkatnya sama2 deh” ucapku pada mereka semua yg ada di aula.
“Edwin ngapain ke sini?” tanya nabilah yg cerewetnya minta ampun
“Oh aku di minta kak kinal buat moto2 kalian”
“Iya soalnya orang yang kakak kenal di kelas X tu cuman edwin lagian dia punya kamera jga kan, jadi dia yg kakak minta untuk foto2 kita semua” ujar kak kinal
“Yaudah edwin di mulai aja yuk foto2nya” pinta kak kinal
Setelah satu persatu maju dan sampai terakhir adalah shania, ketika shania mulai berpose aku sengaja mengclose up wajahnya, sumpah ini kah yang di namakan bidadari nyata tak bersayap, hampir 1 menit aku belum mulai menjpret lalu tiba2....

“Edwin kok pas shania gk mulai jepretnya ? ada apanih ?” sahut kak ve yg senum2 melihat ku
“Jangan2 edwin suka nih sama shania ya, jujur gak?!” teriak jeje dari belakang
“Eh gk kok sini sudah mulai di foto, yuk shania pose ya”

Setelah semua sudah di foto, kak kinal menghampiriku...
“Edwin entar fotonya di edit dikit ya, besok kakak minta hasilnya” pinta kak kinal
“Oke kak” ujarku

Aku belum mau beranjak dari aula, aku sengaja soalnya ingin pulang bareng shania. Setelah latihan selesai aku menghampiri shania.
“Shania pulangnya sama siapa? Tanyaku sambil menundukkan kepala
“Hemm gk tau juga, aku telpon orang rumah buat jemput gk ada yg angkat nih” dia berkata padaku sambil memanyunkan bibirnya
“Eh gak usah manyun gitu dong, pulang sama aku aja yuk”
“Emang gk ngeroptin?”
“Enggak kok rumah kamu dimana ?” tanyaku lagi ke shania
“Di komplek perumahan ******** jalan******* blok**”
“Itu komplek perumahan ku juga, cuman aku di blok ** hehe”
“Yaudah deh, bener gk ngerepotin kan ?” ucap shania lagi dengan tersenyum

Aku mengemudikan motorku dengan laju, tiba2 shania memelukku dari belakang, aku tidak tau ingin berkata apa, aku merasa dunia ini milik kami berdua. 
Sampai dirumah shania....

“Makasih ya sudah di antarin pulang, jadi gk enak nih”
“Gkpp kok, makasih juga mau terima tawaran ku untuk pulang bareng” 
“Mau masuk dulu gk, kan cuacanya juga lagi panas banget” tawar shania dan kembali terus tersenyum padaku
“Gak apa2 kalau aku masuk”
“Gak papa kok yuk masuk” shania kembali menarik tangan ku dan aku kembali merasakan kalau ini mimpi.
”Kamu mau minum apa ?” tanya shania padaku
”Es teh aja shan kalau boleh, tapi gk pake gula ya”
”Apa rasanya coba teh gk pake gula ?”tanya shania yg sedikit heran.
”Iya minum teh tanpa gula juga asal liat senyum kamu jadi manis”ujarku yg sedikit menggombal shania
”haha gombal nih !, yaudah aku bikinin minum dulu ya” shania berdiri lalu melemperkan senyum manis nya padaku.

Tak lama kemudian....
“Nih minumnya, maaf ya sedikit telat, hehe”
”Iya gkpp kok, aku minum ya”

Tak terasa hari makin sore aku dan shania tak melihat jam karna keasikkan berbicara dan bercanda
“Yaudah shan aku balik dulu ya, udah senja juga nih, hm besok kamu berangkat sekolahnya sama siapa ? Kalau kamu mau entar aku jemput aja” aku mencoba menawarkan ke shania dengan maksud bisa lebih dekat dengannya.
”hmm seterah aja, jemputnya agak pagi ya, hehe biar gk telat”
”Hehe sip yaudah, aku balik dulu ya” aku mencoba melambaikan tangan ku dan shania pun melambaikan tangannya.
Bodohnya aku tidak meminta nomor handphone shania atau akun social medianya, ah mungkin besok saja aku minta ke dia...

Ke’esokan harinya, aku sudah siap menjemput shania, dari jauh aku sudah melihat shania bersiap untuk berangkat dengan ku ke sekolah
“Udah siap shan?”
”Udah, yuk” shania kembali tersenyum dan membuat aku semakin bersemangat untuk berangkat bersamanya...

“Sampai di sekolah....
“Cie cie ada yg berangkatnya barengan nih,hahha” tiba2 nabilah,ayana dan beby muncul di parkiran dan melihat kami berdua yg berangkat ke sekolah sama2
”Apaan sih” sahut ku dengan sedikit malu
”PBJ nya dulu dong” mereka senyum2 melihat kami berdua
”Jadian aja belum -,-” ujarku ke mereka

Namun aku melihat shania sedih ketika teman2nya yg lain membahas PBJ tadi, namun aku mencoba tidak kepo ke dia
“Hm shan pulangnya ntr mau  barengan lagi ?
”Gk usah win, aku minta jemput aja, hehe” dia tersenyum padaku, namun sekali lagi aku melihat senyumnya yg berbeda dari sebelum2nya.
”Oh yaudah, kalau nntr sore aku ngajak kamu jalan, boleh ?
”Hm boleh, sekalian ada yg mau aku omongin ke kamu, yaudah aku ke kelas dulu, bye....”dia juga tidak melambaikan tangannya padaku dan membuatku semakin heran...

Dikelas aku masih memikirkan sikap aneh shania, karna terlalu fokus memikirkan sikap shania yg aneh , tiba2 guru ku menegurku dengan keras...
”Edwin ! Dari tadi bapak ngejelaskan pelajaran kamu malah gk merhatikan bapak ya ! Sekarang kamu di hukum berdiri di depan pintu kelas dengan kaki satu dan tangan menjewer telinga
”I..iyaaa pak” jawabku gugup

Saat aku di hukum di depan kelas, tiba shania lewat di depan kelasku bersama yuvi, namun shania juga tidak menanyakan mengapa aku di hukum dan malah membuang muka di depanku.
Pulang sekolah aku langsung menuju rumah, aku beristirahat sebentar dan mandi lalu siap2 jalan bersama shania. Setelah istirahat dan mandi aku bersiap2 menjemput shania.
Sampai di rumah shania...

“Udah siap shan ?” tanyaku, aku juga melihat raut wajah shania yg berbeda
dia tidak berbicara melainkan langsung naik ke atas sepeda motorku. Sampainya kami berdua di pantai di daerah********.

Kami hanya membuang waktu kami untuk minum es kelapa berdua tanpa berbicara sama sekali. Aku mencoba merayu shania.

“Shan apakah kamu melihat mentari senja itu ?”
”Hm liat, kemapa emangnya?” jawab shania
”Dia itu sama kayak bulan gk konsisten untuk menemani kamu kalau lagi kesepian, kalau matahari dari pagi sama senja, dan bulan dari malam sampai subuh, tapi aku mencoba jadi diriku sendiri yg mau menemani kamu kapanpun kamu perlu aku” aku mencoba membuat shania senang dengan kata2 ku, dan shania mencoba tenang dan berkata...
”Win kamu masih ingat kata2ku kemarin kalau hari ini aku mau ngomongin sesuatu?" tanya nya yg mulai serius
”I...ingat, mau ngomong apa emang shan ?” jawabku yg mulai sedikit gugup
”Aku sudah jadian sama reza anak basket kelas XI, gk lama kamu pulang dari rumah ku pas itu, dia sms aku dan ngajak aku jadian, dan aku terima cinta dia, maaf ya win aku gk ada maksud untuk nyakitin kamu, cuman aku gk mau kamu terlalu dalam cinta sama aku, jadi aku harus bicara ke kamu, maaf win maaf...” shania mulai meneteskan air mata nya yg membuat raga ku ini sedikit terbawa suasana, aku juga mencoba mengendalikan emosi ku yg bergejolak di hati, namun aku mencoba menenangkan dia.
”Shan, udah gk usah sedih, apapun yg terbaik menurut kamu, itu juga yg terbaik buat aku” aku menghapus air mata yg mengalir di pipi shania.
”Udah yuk pulang, udah terlalu sore nih” aku mengajak shania pulang agar dia jg bisa beristiarahat.

Sampai dirumah shania...
”Shan aku balik dulu ya” aku tersenyum ke shania agar dia jg merasa bahwa aku baik2 aja dengan ucapannya tadi, walaupun kenyataannya tidak begitu

Setelah aku mencari informasi ke anak2 lain tentang reza yg sekarang menjadi kekasih shania, aku baru tau bahwa reza memang anak orang kaya, dia kesekolah dengan mobil honda jazz”
Hari demi hari berlalu, aku tetap sabar melihat shania dengan reza bermesraan.
Namun pada hari itu aku melihat tidak melihar shania di sekolah, aku mencari dia kemana2, hingga 1 sekolah aku kelilingi namun aku tidak menemukan shania, aku mencoba menanya beby yg ada di depan kelas nya, akhirnya aku menghampiri beby...

“Beb liat shania gk?” tanyaku yg sedikit gelisah
”Kamu gk tau win, shania kan masuk Rumah Sakit”
”Hah ! Sakit apa ?” taku sedikit khawatir setelah mengetahui bahwa shania masuk rumah sakit
”Gak tau, coba kamu datang aja ke rumah sakit **********”

Tanpa basa basi aku meminta surat dispensasi sekolah, dengan alasan ingin menengok shania.
Sampai rumah sakit...
”Sus pasien atas nama Shania Junianatha di kamar berapa ya?”
”Oh shania di kamar 207 di lantai 2 dek”

Aku langsung lari dengan buru2 menuju kamar shania, setelah sampai di depan kamar shania, aku mengetok pintu, setelah membuka pintu aku melihat shania terbaring lemas, lalu ibu shania bertanya....
”Temannya shania ya dek ?” aku melihat ibu shania dengan matanya yg merah seperti org habis menangis.
”Iya tante, nama saya Edwin.” aku mencoba menyalim tangan ayah dan ibu shania”
”Oh edwin, shania sering cerita tentang kamu, nak, katanya kamu itu baik orangnya, pacarnya shania ?” tanya ibunda shania yg tersenyum padaku.
”Bukan tante, cuman teman dekat, pacarnya shania kakak kelas di sekolahku” aku membalas senyuman ibu shania.
”Kok pacarnya belum ada jenguk dia ya” ibu shania berbicara sendiri dengan heran
Aku juga mulai heran, mengapa reza tdiak menjenguk shania
”Kalau boleh tau shania sakit apa ya tante ?”
”Shania sudah lama punya penyakit jantung, mungkin dia menyembunyikannya agar teman2 nya tidak khawatir”Ibu shania kembali menangis ketika aku melemparkan pertanyaan itu
”Shania juga tidak pernah cerita padaku tentang penyakitnya itu” ujarku dalam hati yg membuat air mataku menetes seketika”
Tak lama kemudia dokter yg merawat shania masuk, aku mencoba bertanya bagaimana solusi penyakit shania itu bisa sembuh
”Hm dok, apa ya yang bisa shania bisa sembuh dari penyakitnya ?
”Shania perlu jantung baru, kalau terlamabat sedikit, shania bisa saja kehilangan hidupnya” jawab dokter yg membuat ku seketika kembali menetskan air mata.

Aku berpamitan pulang, namu aku kesekolah mendatangi reza. Sampai di sekolah aku bertemu reza yg sedang ngumpul sama anak2 dance lainnya, tanpa basa basi aku langsung menghajar reza...
DUPPP!!!  Tiba2 anak dance kaget ketika aku menghajar reza 
“Kemana aja lo hah ! Shania sekarang terbaring gk bisa apa2 di rumah sakit ! Lo cowok apaan di saat cewek lo sakit lo malah asik2kan dengan kesibukkan lo !”
Aku mengangkat reza yg terbaring dan kembali menghajar dia dengan keras hinggu mengeluarkan darah dari bibirnya.
Aku langsung meninggalkan reza yg tak berdaya, aku menuju rumah, sesampai dirumah....
“Ma, Pa aku boleh ngomong sesuatu gk ? Aku mencoba tenang dan tidak membuat mereka khawatir
”Iya maau ngomong apa nak ? Jawab mereka 
”Aku mau mendonorkan jantungku ke shania, aku sayang dengan dia, aku gk mau dia meninggal ma, pa, biarkan aku yang mati, asalkan jangan dia, aku mohon ma,pa terima keputusan ku ini” aku menangis dan langsung memeluk mereka
”Kalau memang itu yg terbaik buat kamu, mama sama papa cuma bisa meng’iya kan permintaan mu nak “ mereka berdua menangis dengan keras, lalu aku berbicara pada adikku, nama nya zidane
”Dan kamu jaga mama sam papa ya, jgn jadi kayak kakak mu ini, kakak yg gk bertanggung jawab dengan keluarganya” aku memeluk zidane yg juga menangis dengan kata2 ku ini.

Aku dan kedua org tua ku beserta adikku menuju ke rumah sakit di mana shania di rawat, dan menemui org tua shania dengan maksud aku sudah siap mendonorkan jantungku untuk shania
”Tante saya ingin bicara, ya saya siap mendonorkan jantung saya untuk shania, ini karna sayang dengan dia, dan saya gk mau dia pergi dengan cepat meninggalkan dunia ini” ucap ku sambil menangis”
”Terima kasih banyak nak, tante gk tau harus berbuat apa, andai saja shania tidak begini mungkin tante akan meminta kamu yg jadi pendamping hidup shania selamanya” ibunda shania tidak dapat menaahan rasa sedih nya dan kembali menangis

Sebelum oprasi, aku membuat surat untuk shania agar kelas jika dia sudah bisa terbangun dia mampu membaca kata2 terakhirku untuknya.
Aku memasuki ruang oprasi, semua orang berdoa agar oprasi ini selamat, dokterpun mulai menyuntikkan obat bius, seketika pandangan ku mulai hitam, namun aku menyempatkan diri berdoa pada Tuhan...
"Ya tuhan, jagalah dia, jangan biarkan hari2nya dilapisi kesedihan, aku mencintainya Tuhan, biarlah aku memberikan jantung ini agar dia bisa hidup, dan kembli seperti biasanya, tolong sampaikan padanya Tuhan kelak jika dia sudah terbangun bahwa aku sangat mencintainya...."
Akhirnya aku menghembuskan nafas terakhir ku demi orang yang teramat aku cintai. Selama 2 jam oprasi berjalan akhirnya shania bisa kembali membuka matanya dan tersenyum, ya mungkin dia heran ketika semua orang berkumpul menyambutnya kembali normal, dia pun bertanya2 akan kehadiranku

“Ma Edwin mana?” tanya shania yg sedikit heran, ibunda shania dan teman2 shania serta keluarganya hanya mampu menangis”
”Edwin mana mah ! Edwin mana ! “ shania mulai mengeluarkan air matanya dan terus melihat di sekelilingnya untuk mencariku
”Mungkin di sini Edwin gk ada, cuman dia ada di dalam jantung hati mu nak “ ujar ibunda shania yg sedih akan kata2nya barusan.
”Maksud mama ?” shania tidak berhenti menangis karna mendengar kata2 ibu nya tadi
”Dia yg mendonorkan jatungnya buat kamu, dia gk mau kamu meninggal nak, makanya dia mengorbankan nyawanya demi orang yg dia cinta, yaitu kamu shania, sudahlah biarkan Edwin tenang di alam sana, dan ini ada surat terakhir dari dia untuk mu” ibunda shania lalu menyodorkan kertas putih yg berisikan kata2 terakhir ku untuk shania.

Dengan perasaan sedih dan tidak hentinya menangis, shania membuka surat terakhir ku untuknya...
“Hay shania, gimana nih sekarang, sudah baikkan gk ? hehehe, oh iya kamu sekolahnya yang rajin lagi ya, konsumsi tuh makanan2 yg sehat, di jagaloh jantung aku, awas kenapa2 ya hehe, oh iya semangat ya buat lomba dancenya, foto2 kalian masih di kameraku, entar kamu kerumahku aja ambil kameranya, aku cuman mau bilang, aku cinta sama kamu, andai saja kita bisa tetap bersama kayak dulu, mungkin sekarang aku bahagia bisa ketemu kamu, kamu juga nanti pilih pasangan hidup yg bener ya, aku cuman takut kamu sakit hati dengan permainan lelaki, maaf aku gk bisa jadi yg terbaik buat kamu, tapi buat aku, kamu adalah yg terbaaaaaaaaik deh, I Love You So Much Shania Junianatha, semoga kamu bahagia dengan pemberian terakhir ku ini..... :)”

Setelah membaca surat dari ku shania makin jadi meneteskan air matanya, dia masih tidak percaya bahwa lelaki yg selama ini mampu melumpuhkan hatinya membuat dia tersenyum bahagia, membuat dia tidak kesepian dan membuat dia ceria sekarang sudah berbeda alam dengannya.
"Kenapa harus dia yg pergi kenapa mah !!! seharusnya aku lebih milih edwin daripada reza, aku emang bodoh mah !" shania berteriak sambil menangis dipelukkan ibunya
"Sudah shania, dia gak mau liat kamu menderita, dia mau liat kamu senyum dan bahagia, besok kita datangi tempat pemakamannya ya nak" ibunda shania memeluk shania dengan erat, dan menyadarkan shania bahwa aku memang telah tiada, namun dia jg ingin menyadarkan shania bahwa aku ingin membuat nya bahagia ...
Keesokkan harinya shania meminta kedua orang tua nya untuk menuju tempat peristirahatan terakhirku, di depan batu nisan ku shania berkata
”Aku akan menjaga jantung ini untuk kamu win, semoga kamu tenang di alam sana, aku juga cinta sama kamu, terima kasih untuk waktunya selama ini....” shania menghapus airmatanya dan pergi dari tempat peristirahatan ku tadi...
Andai aku masih bisa berbicara pada shania, aku ingin mengatakan “Shania Tetaplah Tersenyum”

“Terkadang kita harus berkorban demi orang yang kita cintai, tidak bisa di pungkiri, nyawa juga bisa jadi bahan pengorbanan kta untuk orang yang kita cintai”

                                                                                       Tamat

by : Edwin Alvaro Pratama

Senyum




Tiap hari ku lewati, tiap malam ku jalani, tetapi masih saja seperti ada yang menjanggal. Seperti ada sesuatu yang hilang. Tuhan, apakah sesuatu itu? Apakah itu penting bagi diriku sehingga aku merasa begitu sedih?.
Namaku Ariq. Aku belajar di salah satu SMA di Jakarta. Di sekolah, aku cendrung anak yang bisa dibilang pendiam, dan aku adalah orang yang susah bersosialisasi pada orang baru. Dari 36 jumlah murid kelas, aku hanya mempunyai 10 teman dikelas
*
Hari demi hari ku lewati, aku terus merasa bosan dan bosan. Hingga pada suatu hari saat bel masuk telah berbunyi, seperti biasa, bila bel sudah berbunyi, maka aku langsung menunggu guru yang datang mengajar. Tapi pada hari ini guruku tidak sendirian memasuki kelas. Mataku langsung tertuju kepada makhluk cantik yang mengikuti guruku. Ternyata dia murid pindahan dari salah satu SMA di Bandung. Entah mengapa hati ini berasa berdetak lebih kencang dari biasanya. Yang biasanya aku hanya melamun dan memikirkan sesuatu yang tidak penting. Entah mengapa kali ini aku merasa sangat kagum atas ciptaan tuhan yang satu ini.

“Anak – anak, pagi hari ini ibu membawa murid pindahan dari Bandung. Silahkan nak memperkenalkan diri” Kata bu guru sambil mempersilahkan murid tersebut

“Halo teman – teman nama ku Ratu Vienny Fitrilya. Kalian bisa memanggilku Viny” anak tersebut memperkenalkan diri dan sambil tersenyum

Senyumannya tersebut membuatku merasakan sesuatu yang berbeda. Tuhan mengapa kau menciptakan makhluk seindah ini.

“Nak Viny silahkan memilih tempat duduk yang kosong” Ibu guru menyuruh Viny

Dan Satu – satunya tempat duduk yang kosong dikelas waktu itu ialah bangku disebelahku. Mungkinkah Tuhan menunjuk makhluk indah ini menjadi bagian dari diriku yang hilang?.

Pada awalnya aku dan Viny Diam – diaman, lalu viny memulai percakapan dengan senyum indahnya

“Halooo… kenalan yuk, namaku Viny” Viny mengulurkan tangannya

“Namaku Ariq, salam kenal” dengan mukaku tak bersenyum dan sangat dingin

“kok kamu cemberut gitu sih, ayok berteman ama aku”  Viny memberikan senyuman itu

Lalu aku menjawabnya dengan anggukan. Pada waktu itu rasanya jantung ku hampir ingin meledak. Senyumannya itu begitu manis dan menurut ku senyumnya adalah senyum terindah yang pernah kulihat. Aku berjanji dalam hati akan selalu menjaga senyum itu agar selalu menghiasi bibirnya yang begitu indah.

Setelah beberapa hari aku duduk bersamanya aku mulai gampang bersosialisasi dengan teman – teman. Dan belakangan ini aku sering tertawa dan tersenyum. Viny begitu merubah duniaku :)
*
Pada suatu hari, Guru Fisikaku memberikan PR. Jujur aku begitu bodoh pada pelajaran ini. Untungnya Viny pandai dalam pelajaran ini jadi kadang aku suka bertanya ke dia.

“Vin, nanti belajar bareng yuk?” pintaku kepada Viny

“Ayo riq, hmmmm, dirumah aku apa kamu?” Tanya Viny

“Terserah kamunya aja vin” kataku
“Yaudah, jadikan” canda viny

“hahahahhahaha” tawaku

Bel pulang sekolah berbunyi, aku dan Viny langsung berangkat menuju rumahnya. Sesampai di rumahnya aku langsung dipersilahkan duduk di teras. Lalu viny mengambil beberapa buku dan juga minuman. Ia keluar dari rumahnya menggunakan t-shirt dan juga celana pendek, cantik sekali.

“jadi begini riq caranya” jelas viny

“ohhhhhh, btw, hari ini kamu cantik banget vin” gombalku

“bisa aja” muka Viny langsung berubah menjadi merah

Pada hari itu bukannya belajar aku malah memerhatikan muka indahnya yang diukir sedemikian rupa oleh tuhan.
*
 Keesokan harinya disekolah aku dan temanku bernama Rama bermain catur. Pada awal bermain kami membuat perjanjian yang kalah harus mendapatkan hukuman (dare).

“Kamu pasti kalah Ram” Aku menyombongkan diri

“ohhhh, sombong kamu nih rasakan. Skakmat” Reza mengalahkanku

“hah? Oh tidak” aku kesal

“hmmmm, hukumannya apa ya?” Rama bingung

“Jangan masalah cewek – cewekan ya” pintaku

“nahhhhh, kamu tembak viny nanti pas kita jalan – jalan tahun baru” pinta Rama

Aku yang merasa cowok jantan mengiyakan saja dare Rama. Padahal didalam hatiku, ada rasa gugup dan rasa takut ditolak. Namun aku berfikir lagi, terima ditolak adalah urusan nanti.
*
Aku berencana memberinya hadiah saat menembak dia. Yang aku tau dia suka ama barang yang berbau negeri Sakura. Setelah pulang sekolah aku langsung pergi ke toko sejenis otaku anime. Lalu aku bingung mau membeli apa karna ilmu ku tentang anime terlalu kecil.

“Mas, bisa saya bantu?” kata penjaga toko tersebut

“I.. I.. Iya saya mencari boneka anime” kataku

“Anime apa ya mas jika saya boleh tau?” Mas penjaga toko bertanya

“Viny suka anime apa ya kira – kira?” pikirku

Lalu aku ingat bila Viny pernah berbicara denganku mengenai anime 0048. Waktu itu seingatku dia menyukai Chieri dalam anime tersebut.

“Anime 0048 mas, kalo bisa boneka Chieri ya mas” Pintaku kepada penjaga toko

“ohhh…. Iya mas” Kata penjaga toko

“Ini kan mas?” si penjaga toko menunjukkan kepadaku

“Iya mas iya” Aku mengiyakan saja karena aku tidak tahu yang mana namanya Chieri

“Total harganya Rp 50.000 ya mas” kata penjaga toko

“Iya mas” Aku memberikan uang bernominal Rp50.000 kepada mas tersebut

“wahhh… Viny pasti suka nih ama boneka yang satu ini” ucapku dalam hati
 *
Hari yang ditunggu telah tiba, Kelasku berkumpul di taman dekat sekolahku dan kami pun berangkat menaiki bus yang telah disewa. Tujuan kami yaitu salah satu Villa di Bogor. Aku di Bus mengambil tempat duduk agak jauh dari Viny, supa aku bias menyusun kalimat penembakan dengan nyaman tanpa takut ketahuan.

Setelah sampai aku langsung tiduran di kamar yang kudapati dan langsung tertidur. Tiba – tiba aku terbangun karena mencium bau ikan bakar yang sangat nikmat. Aku angsung menuju ketempat ikan tersebut dibakar, dan ternyata yang sedang membakar ikan ialah Viny. Pada malam itu Viny mengenakan pakaian yang sama seperti saat aku belajar bersama bersama dia di rumahnya.

“vin kamu malem ini c…c…cantik banget” Mukaku memerah

“Kamu bisa aja gombalnya” Muka Viny pun langsung memerah
Tahun baru tinggal menghitung menit, dan saat kembang api dinyalakan aku akan menembak Viny.
Lalu tahun baru tinggal 5 detik lagi. Kami semua menghitung bersama

“5….. 4….. 3….. 2….. 1…..”

Kami semua berteriak. Langit sudah diwarnai oleh berbagai macam kembang api. Aku melihat Viny yang sedang memerhatikan kembang api. Matanya yang berkemilau membuat aku menjadi gugup. Lalu aku menepuk pundak Viny

“Vin, aku mau ngomong sesuatu… sebenernya…” aku gugup

“Sebenernya apa Riq?” Viny penasaran

“Vin… D… D… Daisuki >.< kamu mau gak jadi pacar aku?” Aku sambil mengeluarkan boneka yang ku beli

“hmmmm… gimana ya riq bilangnya, aku masih nyaman sih seperti ini dan aku masih belum mau menjalin hubungan apapun… maafkan aku, ku bersumpah kepada prinsip perasaan suci” Viny menolak sambil berlinang air mata

Aku menahan air mata, namun air mata tak bias tertahan dan akhirnya aku menangis sebesar – besarnya. Lalu Viny memelukku

 “Cinta gak mesti memiliki kok Riq, mungkin jika waktunya sudah tepat aku kita akan bertemu… Jodoh pasti bertemu” Sambung Viny

 Lalu Aku terdiam. Dan aku kembali kekamarku
*
Setelah Jalan-jalan itu. Setiap di kelas Aku selalu diam. Walaupun Viny sering memberikan senyum kediriku, namun diriku tetap terdiam bahkan kadang membuang muka. Viny merasa bersalah, karena dirinya, Aku menjadi berubah menjadi orang yang dingin dan tidak peduli dengan sekitarnya. Aku pun tidak pernah tertawa lagi. Karena rasa bersalah tersebut Viny mencoba untuk mendekatiku kembali. Namun hal itu sudah terlambat sekarang Aku menjadi benar – benar dingin dan Senyum yang awalnya merubah duniaku, hanya menjadi senyum yang tidak berarti bagiku.

 TAMAT

BY: @ariqedward

Nyanyian Melody




Sambil menatap bulan, kupetik senar gitar ku ini. Menyanyikan setiap bait lagu-lagu yang aku hafal, dibawah sinar rembulan. Kulihat jam sudah menunjukan pukul 1 dini hari, sahabat kost'an ku Meifa sudah tertidur. Akupun menaruh gitarku dan mulai berjalan ke kasur untuk tidur. 

*pagi hari

"Prabu! Bangun sudah pagi! Telat ke kampus nih!" Teriak sahabatku Meifa sambil memukul" wajahku untuk membangunkanku. 
"Aduh iya ini udah bangun woy!" Teriaku sambil menggibas" kan tangan Meifa yang saat itu berada tepat di wajahku. Benar apa kata Meifa, kami kesiangan mungkin karena aku tidur larut malam.

Namaku Prabu. Aku kuliah di salah satu fakultas pertanian di Bandung. Aku anak kost, aku kost berdua dengan Meifa. Namun aku anak kost yang mampu, karena orang tua asuh ku yang bernama Tante Kinal mengirim uang lebih dari cukup untuk aku dan Meifa. Aku adalah anak yatim piatu yang diangkat menjadi anak oleh Tante Kinal, begitu juga Meifa.

Aku langsung bangun dan cepat" mandi lalu mengambil ransel, tak lupa dompet, handphone dan kunci mobil. Kami bergegas menuju mobil dan menyetir secepat mungkin hingga kampus. 

"Sob, lo tau Melody gak?" Tanyaku memulai percakapan kami didalam mobil.
"Oooh, tau! Tu anak anti banget sama cowo" 
"Oh, gitu" 
"Napa? Lu minat sama dia? Saingan lo berat man! Semua satu kampus yang tau sama dia pasti suka sama dia!" Jelas Meifa sambil menepuk pundakku.
"Ya gak mau tau dia punya gue haha" Canda ku pada Meifa.

Tak terasa kami telah sampai dikampus namun aku kesiangan sekali hingga kelaspun sudah dimulai 1jam dari tadi. Akupun memutuskan menunggu hingga jam 9. Dan mengikuti jam ke 2.
Aku dan Meifa memutuskan menunggu di sebuah Cafe. Ketika kami sampai di Cafe tersebut, Cafe-nya sangat ramai--hingga semua tempat duduk penuh--namun aku melihat ada seorang wanita yang duduk sendiri di kursi untuk 4 orang. Karena kami laki-laki kami memutuskan berkenalan dan menumpang duduk di tempat itu.

"Hey, boleh gak aku sama temenku duduk disini? Soalnya kursi yang lain penuh" Ucapku.
"Ohh, gak papa silahkan kak!" Sambut gadis itu.

Akupun memesan coffee, hingga si gadis itu dan Meifa pun ikut memesan. Ku lihat Meifa nampak tertarik pada gadis itu karena aku sudah bisa melihat dari gerak-gerik mata dan dari tadi ia mengajak gadis itu untuk bercengkrama tanpa memerdulikan aku. 

"Nama kamu siapa?" Tanya MeĆ­fa
"Oh, aku Nabilah" Jawab gadis itu dengan lembut. Seperti namanya Nabilah. Sangat lembut dan anggun.
"Ooh, aku Meifa, ini temenku Prabu" 
Dengan sigap aku memberikan senyum pada gadis yang bernama Nabilah ini. Aku tidak banyak berinteraksi dengan Nabilah. Karena dari tadi Meifa yang terus-menerus mendekati Nabilah. Gadis ini memang menarik, namun menurutku lebih menarik Melody ketimbang Nabilah. Hehe.

"Wah, kak aku sudah dijemput kakaku tuh! Aku pulang dulu ya! Besok kalo masih mau ngomong" sama aku dateng aja ke cafe ini jam 2 siang ya!" Nabilah pun pergi melambaikan tangan pada kami.
"Sob, dapet nomor hapenya kagak?" Tanyaku pada Meifa yang saat itu sedang membalas lambaian tangan Nabilah. Meifa mengganggukan kepalanya dan menunjukan secarik kertas bertuliskan nomor hape nabilah. 
"Besok gue bolos kuliah aja, mau nemuin itu anak" Ucap Meifa seraya mengajakku pergi menuju kampus.

Akupun mengendap-endap saat menuju kelas, karena takut ketahuan dosen, tiba-tiba ada yang mengejutkanku
"Hoy, ngapain ngendap-ngendap? takut ketahuan tdi gak ikut pelajaran pertama ya?" Sambil memukul pundakku. Sontak akupun terkejut.
"Eh, Melody. Engg anu err aduh apa yaa eng" Gugupku. Aku memang selalu salting jika ada Melody didekatku. Apalagi sekarang ia tengah menatap mataku.
"Ngapain gugup? Mau jadi Azis Gagap hah? Jawab pertanyaanku knp tadi gak ikut?" Diiringi suara tawa geli dari Melody.
"Anu, tadi telat 1jam ya daripada dimarahin mending gaikut jadi tadi aku sama Meifa ngafe dulu didepan. Tumben nyapa Mel? Ada apa? Setauku kamu gk pernah mau ngomong sama anak laki-laki?" 
"Oohh. Anu, mau pinjem PR yang kmaren kan kamu pinter" 
"Oke aku pinjemin! Tapi syaratnya nanti pulang kuliah km ikut aku jalan-jalan! Gimana?" Sambil menggoda Melody.
"Yaudah skalian pengen jalan-jalan sama kamu muehehe. Yaudah dadah" Tiba-tiba Melody mengecup pipiku dan pergi. 
Melody kesambet apaan nyium gue? Tanyaku dalam hati.

*kantin

"Cie yang hatinya lagi berbinar-binar sampe senyum" sendiri hahay!" Teriak Shania yang menyadarkanku dari lamunan.
"Eh, hahah gpp cuma lagi ngelamunin Melody" 
"Hahah! Cuma gara-gara dia ngajak ngomong lo langsung lo ngelamunin dia ? Kalo tadi ada kaca gue mau ngasih tau muka lo waktu ngelamunin dia! Kaya KEBO tau hahah!" Gelak tawa Shania yang lgsg ia lanjutkan untuk menyeruput Fruit Tea yang ia bawa tadi.
"Eh sorry yaa, gak cuma gara-gara ngomong doang haha!" 
"Trus?" Bingung Shania sambil melepaskan sedotan dari mulutnya.
"Dia nyium gue!" Sambil memasang muka sarcastic.
"Ngaco!" Ejek Shania yang langsung melemparkan gulungan tissue ke wajahku.
"Sumpah! Lu tanya sama dia!" Meyakinkan Shania
"Oke!" Jawab Shania langsung meninggalkan ku.

"Bro, lu ntar pulang sendiri ya! Gue kasih duit 200rb deh buat lu makan di cafe! Siapa tau ketemu sama Nabilah!" Ucapku pada Meifa yang kutemui dilorong kampus.
Meifa pun hanya tersenyum dan menerima uang 200rb ku itu. Yah gpp lah, ilang 200rb penting bisa jalan sama Melody tanpa gangguan. 

Akupun menelusuri lorong kampus untuk menuju perpustakaan, tempat dimana biasanya aku menghempas penat di kampus ini. Daripada harus di taman main skateboard bersama Meifa & lainnya, karena nanti aku keringetan ntar bau lagi deket Melody. Pikirku.

Selama di perpustakaan aku hanya membaca sebuah buku yang menurutku buku itu sangat kocak judulnya yaitu "cara menarik perhatian cewe" ya mungkin aku bisa membaca itu skalian menambah pengetahuan agar nanti aku sedikit tidak gugup dekat Melody. 

Akupun menunggu Melody di depan pintu kampus. Kulihat dia mulai kelihatan dari kerumunan mahasiswa lainya. Aku membukakan pintu mobilku mempersilahkan Melody masuk. Aku berniat mengajaknya kesebuah cafe di daerah istana plaza. Karena katanya disitu bagus, enak, murah, yang aku tau dari Melody ia suka makan-makanan Jepang jadi aku ajak dia ke cafe itu.

Selama dimobil kami bermain tebak-tebakan Melody selalu menang, memang Melody itu sangat cerdas dan suka membaca buku teka-teki sperti itu, makanya ia sangat cekatan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang aku ajukan.

"Mel, ngomong-ngomong kamu tadi kenapa nyium aku? Bukannya kamu anti sama cowo ya?" Tanyaku serius.
"Aduhh, kok jadi serius gini sih" Gerutunya
"Gpp, bentar aja, jawab dong pertanyaanku" 
"Engg, lagi pengen aja nyium kamu, benernya sih pengen meluk, tapi kamu blm resmi pacar aku. Eh aaduh keceplosan isi hati aku" Ucapnya sambil menundukan wajah.
"Bikin orang nge-fly aja Mel! Tapi jujur, aku juga suka sama kamu dari dulu, cuma karena berita yang aku denger kamu anti cowo ya aku diem aja" Jawabku lalu menghentikan mobilku di pinggir jalan.
"Aku anti cowo karena, karena dulu aku pernah disakitin sama seorang cowo, tapi menurut penglihatanku kamu itu cowo yang baik dan aku suka semua yang ada dari kamu" Jawab Melody.
"Jadi, sekarang udah jelas. Kamu mau jadi................" Ucapku sambil gugup.
"Jadi apa? Sahabat?" Tanya Melody dengan bingung
"Pacar" Jawabku sambil mengambil tangan Melody.
"Engg, menurut kamu aku mau gak?" Sambil melepaskan tanganya memegang sebelah pipiku.
"Menurut aku kamu mau, soalnya kamu udh punya perasaan sama aku" Sambil balas memegang pipi Melody.
Akupun memeluknya sama seperti yang diinginkan dia, dan melanjutkan perjalanan ke cafe tersebut.

"Mel, maju gih! Kamu kan jago nyanyi!" Pintaku pada Melody,
Melody pun maju dan meminjam gitar dari penyanyi band di cafe itu, Melody menyanyikan lagu dari Yuuhi Wo Miteiruka dari AKB48. Sungguh indah suara Melody. Smua nada yang ia nyanyikan bagaikan dinyanyikan oleh Bidadari, bahkan lebih indah dari Bidadari.

Kamipun pulang dan tiba-tiba ban mobilku pecah. Akupun turun dan mau mengganti ban mobilku itu, tiba-tiba ada mobil yang menyerempetku untungnya aku dengan sigap menghindarinya. Mobil itu tiba-tiba berhenti tepat didepan mobilku. Seorang pria keluar dari mobil itu, awalnya aku tak bisa melihat wajahnya dengan jelas karena gelap, namun ketika dia berdiri tepat di wajahku kusadari ia seorang Meifa, sahabatku. 

"Fa, maksud lo apa tadi nyerempet gue?" Amarahku meluap.
"Nyantai bro!" Jawab Meifa sambil mendorong bahuku.
"Ehh, aduh udah dong! Jangan bertengkar!" Teriak Melody sambil memisahkan kami berdua.
Meifa pun menarik tangan Melody dan mengeluarkan pistol G-Lock17, berperedam suara.
"Lo diem atau gue tembak si Melody" Ucap Meifa seraya menarik Melody masuk ke mobil.

Aku hanya bisa pasrah saat melihat Melody ditarik oleh Meifa. Aku gak bisa memahami ini semua Meifa adalah sahabatku, apapun itu akan aku lakukan untuk Melody, asal ia selamat. 

Aku bergegas membenahi mobilku dan menuju kost"an ku bersama Meifa, namun ia tidak ada. Aku teringat Meifa memiliki villa dikawasan Lembang, aku menyetir mobilku dengan kecepatan penuh dan sampailah aku divilla Meifa. BINGO! tebakanku benar mobil Meifa ada disini.

Aku mendobrak pintu rumah Meifa namun tak ada siapapun aku mengecek seluruh ruangan namun hasilnya nihil. Saat menuju dapur aku melihat sebuah pintu, aku pikir mungkin itu pintu ke jalan belakang. Aku membuka pintu itu dan melihat Shania & Nabilah sedang berlari-lari dari jalan setapak yang sangat curam turunanya. Baju mereka sudha sobek" dan ada bercak darah mengalir dari hidung dan celah bibir Nabilah dan Shania. Banyak memar" yang ada ditubuh mereka, kemungkinan mereka dianiaya oleh Meifa. Aku membantu mereka.

"Shan, Nab lo ngapain pada disini?" Tanyaku pada mereka berdua yang sedang terengah-engah.
"Lo jangan kesana Prab! Lo bisa mati dibunuh ama Meifa!" Ucap Shania.
"Iya kak! Awalnya aku diajak pergi ke Lembang sama Kak Meifa, aku mau-mau aja soalnya aku lihat ada Kak Melody jadi aku percaya gak taunya dia mau bunuh Kak Melody dan aku mau dijual" Jelas Nabilah.
"Melody mau dibunuh? Udah kalian masuk ke mobilku aja! Shan, ke kantor polisi ya! Tadi sebelum kesini gue lihat kantor polisi ga jauh kok! Aku mau nyelamatin Melody!" Ucapku sambil memberikan kunci mobil pada Shania. Mereka berdua mengangguk dan langsung bergegas lari.

Aku menuruni jalan itu, sungguh sangat curam dan licin karena jalan setapak itu masih dibalut tanah dan hanya ada kayu yang menjadi anak tangga. Ku lihat ada rumah kecil sepetak mungkin rumah itu yang menjadi rumah sekapan untuk Melody. Aku membuka knop pintunya, namun terkunci alhasil aku mendobrak pintu itu dan kulihat Melody yang terkulai lemah diatas kursi dan seluruh badanya ditali. 

Aku langsung menghampiri Melody dan menyadarkanya. Melody menangis saat itu, aku hanya bisa memeluknya. Meifa datang dari belakang dan bertepuk tangan. 
"Dramatic banget" Sambil bertepuk tangan dan memasang muka ejek.
"Ngapain lo sekap Melody?" Tanyaku dengan amarah.
"Gue gak suka lo pacaran sama Melody! Gue gak suka lo dapet kasih sayang lebih dari Tante Kinal! Lo mendapatkan semua apa yang lo mau! Lo punya villa itu dikasih gratis kan? Sedangkan gue punya villa ini hasil ngehemat selama 1tahun!" Ucap Meifa sambil mengeluarkan pisau.
"Emang kenapa gue pacaran sama Melody? Tante Kinal memandang kita sama uang pun dikasih sama? Kita semua dikasih yang sama? Tante Kinal gak bedain kita semua? Soal villa, itu hadiah gue lomba balap mobil" Jelasku padanya  "Ngibul lo!" Ucap Meifa sambil menodongkan pisau.

Dengan cekatan aku mengambil pisau dari tangan Meifa dan segera berlari menuju Melody untuk membukakan ikatanya. Setelah aku membuka ikatanya Melody langsung memeluku dari belakang dan mengajaku kabur. Kami langsung kabur karena Meifa tidak bisa apa" melihat pisau yang aku todongkan pada ia. 

Saat tiba di villa, Meifa ternyata ada dibelakang kami, aku mau melemparkan pisau itu namun naas pisau itu meleset dan Meifa dan menembak aku. Badanku terasa lemas dan aku berlutut bersimbah darah yang mengalir melalui perut kananku. Kulihat polisi telah tiba dan segera memborgol Meifa. Pandanganku menghitam dan tubuhku terasa jatuh di lantai.

Aku membuka mata dan melihat langit-langit rumah sakit, alhamdullilah aku masih bisa bernafas di dunia ini. Aku melihat Melody tertidur di pinggirku dan ada Shania & Nabilah tertidur di atas sofa di ruanganku. Aku mengusap-usap kepala Melody dan iapun terbangun.

"Aduh Mel maaf, kebangun ya" Ucapku dengan susah.
"Ehm, udah bangun ya, aku panggil dokter ya" Kata Melody dan langsung berdiri dari kursi. Akupun menarik tanganya hingga ia menoleh.
"Makasih" ucapku dan langsung melepaskan tanganya.

Dokterpun datang dan memeriksa aku, dokter bilang aku masih harus dirawat karena keadaanku yang drop. 3hari kemudian dokter mengatakan aku akan lumayan sehat namun justru kondisiku melemah dan aku dilarikan keruang ICCU. 
Aku hanya bisa mendengar suster yang dari tadi panik melihat detak jantungku melemah, dokter pun sepertinya mengambil alat pemicu jantung namun tubuhku rasanya lebih lemas dan seberat kapas. Aku memanggil-manggil nama Melody dan suster itupun berinisiatif memanggil Melody.

Melody pun datang dengan mata yang sembab karena menangisiku. Melody pun memegang tanganku dan berkata,
"Kamu harus kuat, aku disini terus menunggu kamu" Ucap Melody dengan suara yang habis menangis. Melody pun berinisiatif untuk menyanyikan aku lagu, ia menyanyi Boku No Taiyou dari AKB48.
Dokter pun melihat detak jantungku semakin menormal dan akhirnya stabil. 

3tahun setelah kejadian itu aku tetap berhubungan dgn Melody dan akhirnya kami menikah. 
Namun Shania harus pergi ke jepang bersama keluarganya dan kudengar ia pun sudah menikah. Nabilah pun turut harus pindah ke america bersama keluarganya dan kuliah disana.

Hidupku terselamatkan hanya karena Melody. Karena Nyanyian Melody.

By : @alexzaay48