Senin, 23 Juni 2014




Malam ini tak ada yang berbeda dengan malam – malam sebelumnya, seperti biasa hanya sepi dan penat yang menemani. Sejenak aku tinggalkan pena dan buku yang tergeletak diatas sebuah meja. Aku keluar dari kamar menuju pelataran balkon rumah, dan duduk termenung serta ditemani oleh sebuah gitar pemberian kakakku. Hanya gitar itulah yang menemaniku saat itu. Kebetulan malam itu cukup cerah sehingga tidak menurunkan hujan, langit malam seolah menjadi berwarna dengan taburan bintang serta bulan diatasnya, angin yang berhembus sedikit menusuk tulangku. Kumainkan gitar yang saat itu ada digenggamanku dan mulai mengalunkan lagu – lagu lama yang biasa aku mainkan.

Setelah beberapa lama bermain gitar dibawah cerahnya sinar bulan malam itu, tiba – tiba ibu ku memanggil.
“ dek... belajarnya udah belum?” kata ibu ku.
“iya mah ...” tandasku dengan sedikit ngeles
“yaudah, cepat tidur kalau gitu, besok sekolah !” seru ibu ku
“iya ...” sahut ku sambil kembali ke kamar.

Aku pun segera kembali menuju tempat tidur, setelah itu ku matikan lampu yang saat itu menerangi kamarku dan mulai mendengarkan alunan lagu dari sebuah telepon genggam menggunakan eraphone, karena memang aku tidak bisa tidur tanpa musik yang menemani.
  
Hari demi hari berlalu tanpa arti, hingga akhirnya aku pun mulai mendekati UKK untuk menentukan naik tidaknya aku ke kelas XI. Tiba saatnya UKK pun dimulai dan berjalan selama 1 minggu, setelah itu ku selesaikan semua tunggakan tugas yang belum terselesai, dan akhirnya akupun naik kelas dan masuk kedalam jurusan IPA yang memang terkenal hebat dan banyak diidam-idamkan para siswa pada saat itu.
Tak kusangka, aku seorang Risky si anak yang sedikit pemalas ini akhirnya masuk kedalam jurusan yang diidam-idamkan banyak siswa termasuk diriku sendiri.

            Setelah naik kelas dan otomatis banyak murid baru kelas X yang bersekolah di sekolahku saat ini. Karena memang saat itu aku terlibat aktif dalam sebuah organisasi bernama KIR, jadi aku pun harus bersosialisasi terhadap adik kelas ku untuk mempromosikan organisasi yang aku ikuti ini, aku sebagai wakil ketua organisasi bersama ketua organisasi Prily yang kebetulan teman sekalsku mulai bersosialisasi ke setiap kelas dan hasilnya pun lumayan, kami mendapatkan banyak siswa yang berminat mengikuti KIR, dan setelah itu kami pun mengadakan semacam kumpulan untuk memperkenalkan anggota dan organisasi kami dan juga anggota baru yang akan bergabung tentunya.

Diantara puluhan anggota baru ada seorang perempuan yang membuat diriku terpaku saat melihatnya mempernalkan dirinya.

“Hai... nama saya Cindy Christina Gulla, saya berasal dari kelas X4,  motivasi saya mengikuti organisasi ini  karena saya tertarik dan ingin mengenal lebih dalam organisasi Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) ini. Terimakasih katanya.

Aku pun tersadar bahwa selama ia berdiri didepan aku tidak bergerak dan hanya melongo melihatnya. Dan dia pun kembali ke tempat duduknya seraya melemparkan senyum kearah ku dan aku hanya bisa membalas senyuman manisnya itu dengan sebuah tatapan kosong.
    
            Setelah beberapa hari menjalankan organisasi bersama akupun mulai dekat dengan Cindy, bercanda, bercengkrama bersama, bahkan saling bertukar nomor telpon. Dua minggu kemudian sekolah mengadakan acara pelantikan bagi anggota baru seluruh organisasi disekolah ku dengan mengadakan camping didaerah sejuk daerah lembang. Ketika hari sudah mendekati pelaksanaan pelantikan Cindy pun mengirim sms kepadaku untuk menanyakan barang apa saja yang harus ia, aku pun membalas smsnya dan memberitahukan semuanya diikuti dengan kata-kata nyeleneh yaitu, 
“ .... untuk info lebih lengkapnya silahkan saja datang kerumah :D “ balas sms ku.

Dan sekitar setengah jam kemudian ibu ku berkata.
“ dek ... itu diluar ada seseorang nyari kamu, penting katanya
"siapa mah?”
“gak tahu, mamah suruh masuk dianya gak mau.”
“oh... iya”

Aku pun keluar untuk menghampiri orang itu dengan mengenakan pakaian seadanya untuk bersantai aku pun menghampirinya. Dan tak kusangkan ternyata orang itu adalah Cindy yang sedang duduk manis seraya pandangannya sayu menatap kedepan rumah. Dia terlihat sangat cantik dengan Twin Tailnya. Aku pun menyapanya dengan sedikit bingung.

“Hai kak ...” balasnya.
“euuu.. kamu kok kesini, ada apa?” tanyaku kebingungan dan sedikit tidak pede.
“iya ini mau nanyain perlengkapan buat pelantikan itu.”
“lhoo.. tapi kan tadi aku udah kasih tahu”
“iyakan katanya kalo mau lengkap datang aja kerumah”
"o..o... aduh. Aku tuh tadi Cuma bercanda aja cindy” kataku dengan sedikit tertawa kecil.
"yah... gimana dong. Kirain tuh beneran.” Katanya dengan sedikit cemberut.
“oyaudah masuk aja dulu yuk...!”
"nggk kak, disini aja enak banyak angin”
“oke kalau gitu, aku buatin minuman dulu yah”
“iyah...” katanya dengan tersnyum manis.

Aku pun ke dalam untuk membuatkan minuman untuknya.
“ini Cin..”
“makasih kak” Cindy pun langsung meminumnya.
“gimana enak? Itu buatan aku loh.”
“enak kak seger, apalagi sedang panas gini”
“hehe, tapi kok perasaan punyaku terlalu manis deh minumannya, kenapa yah?”
“kenapa emangnya?”
“gak tahu nih, kenapa yah? Oh mungkin aku minumnya sambil memandang kamu kali yah, jadi tambah manis deh bahkan kemanisan nih...”
“ihh apa sii....” katanya sambil menpuk tangan ku seraya wajahnya memerah.
“hahaha.... abisnya kamu manis banget sih kayak gulla jawa, udah dong kamu litanya jangan kearah sini, kesana aja. Nanti bisa-bisa aku Diabetes loh, gara-gara kamu
“biarain aja, biar gak gombal-gombal lagi deh situnya…”
“ihh… jahat tea nya kamu mah, hahaha”

Tak terasa waktupun berjalan cepat dan kami hanya mengobrol dan bercanda saja serta melupakan tujuan utamnya datang kesini. Dan akupun melihat kearah Cindy bahwa dia sedikit berkeringat didaerah pelipisnya, aku pun dengan spontan mengambil tisue serta mengusapkannya ke pelipisnya.

“upss... sorry Cin, kalo aku sedkit lancang.” Jelas ku dengan gugup.
“gpp kak” balasnya sambil termenung.
“oh iya, tadi kamu kesini sama siapa?”
"dianterin sama supir papahku”
“terus sekarang dimana? Mau jemput kamu gak katanya?”
“gak tahu nih, katanya lagi nganterin papah ngurusin kerjaannya”
“oyaudah, aku anterin kamu pulan aja yah? Lagian ini juga udah mau sore”
“yaudah kalo gitu. Makasih sebelumnya.”
“siip, tungguin yah, aku ganti baju dulu”
“iya…”

Aku pun mengantarkannya pulang dengan sepeda motorku. Setelah dalam perjalanan aku dan cindy tidak berhenti mengobrol dan aku pun tidak memacu motor ku dengan cepat hanya sekedar untuk mendapatkan waktu lebih lama bersamanya.
Tak lama kemudian kami pun sampai dirumahnya.

“udah sampai nih Cin…”
“oiyah… makasih yah kak udah dianterin”
“iya sama-sama, yaudah aku pulang yah”
“iya, hati-hati yah kak” katanya dengan tersenyum. Aku pun hanya bisa membalas senyum manisnya itu dengan senyum juga.
“daaahhh….” Katanya sambil melambaikan tangan.

Sekali lagi aku hanya bisa tersenyum.
    Keesokan harinya
Sampailah pada hari acara pelantikan itu, hari pertama kami isi dengan membereskan dan mempersiapkan tenda untuk kami beristirahat tentunya tendanya dipisahkan antara laki-laki dan perempuan. Hari kedua diisi dengan sejumlah game dan kegiatan lainnya. Sedangkan hari ketiga sedikit lebih santai, dan ternyata pada malam harinya dilapangan dekat api unggun panitia mengadakan acara dadakan yaitu “ Pentas Seni” dan mewajibkan setiap Oraganisasi untuk menampilkan sebuah hiburan. Kami pun sempat kebingungan harus menampilkan apa. Dan tak lama kemudian aku melihat sebuah gitar, dan terpikir dalam benak ku uktuk memanfaatkanya dan karena memang aku bisa bermain gitar dan Cindy pandai bernyanyi, kami pun berniat untuk menampilkan sebuah lagu saja.

Setelah acara dimulai banyak peserta-peserta dari organisasi lain menampilkan kreasi-kreasinya dengan bagus-bagus, aku dan Cindy pun sempat merasa minder, untung ada ketua kami Prily yang menyemangati kami berdua. Tiba saatnya kami berdua tampil, dan mengalunkan lagu dari Iwan Fals yang berjudul “Kemesraan” kami berdua bernyanyi duet dan tidak sedikit dari orang-orang yang ikut bernyanyi, karena memang keindahan langunya dengan didukung suasana saat itu serta keindahan suara Cindy yang bernyanyi pada saat itu. Setelah itu tiba saatnya pengumuman pemenanganya. Kami tidak berharap banyak atas apa yang kami tampilkan, tapi ternyata kamilah juara pertamanya pada saat itu dengan diiringi tepuk tangan kamipun merasa senang atas penghargaan itu.

           Setelah itu acara sedikit santai dan tidak ada acara lain yang harus dilakukan, banyak orang-orang yang hanya berkeliaran diluar tenda sekedar untuk bermain-main saja ataupun tidak sedikit juga orang-orang yang pacaran sambil menikmati indahnya malam itu. Berbeda dengan diriku yang hanya duduk sambil menikmati secangkir susu cokelat. Tiba-tiba teman ku Deden memberitahu ku sesuatu.

“Ki, kok loe diem disini aja …”
"kenapa emangnya ?”
"Gerak dong, liat tuh orang-orang pada pacaran masa loe mau diem aja…” katanya sambil memanasiku.
“ya trus mau gimana lagi?”
“ahh… loe gimana sih, loe liat tuh seseorang lagi diem aja disitu” sambil menunjuk kearah Cindy yang sedang duduk termenung seraya menikmati pemandangan dibawah.
“itu kan Cindy…”
“yailah, emangnya siapa lagi? Udah cepet samperin sana…!”
“yaudahlah okeh…”

Aku pun menghampirinya dengan membawa 2 gelas cangkir berisi susu cokelat.
“hai Cindy…”
“hai …” balasnya sambil tersenyum
 “kamu lagi ngapain? Kok sendirian aja?”
“lagi iseng aja kak diem, sambil liatin pemandangan kota.”
“aku duduk disini yah…”
"iya duduk aja”
"oiya nih, aku buatin kamu susu cokelat, diminum mumpung masih hangat enak malem-malem gini mah”
“makasih yah kak”
“sama-sama. Oiyah Cindy, kamu manggilnya jangan kakaklah panggil Risky aja udah…”
"kenapa emangnya kak?”
“gak kenapa-napa sih, Cuma biar lebih akrab aja”
“oyaudah kak, ehh…Risky.  Hehe” katanya sambil tertawa kecil.

Aku hanya tersenyum.
“hmmm… malamnya indah yah, seindah suara kamu tadi loh Cin”
“hehehe…”
“gak nyangka yah, tadi kita yang juaranya….”
“itu semua kan berkat kamu ki, kamu main gitarnya bagus.”
"nggk ah, yang nyanyinya yang bagus mah”
“nggk, kamu …”
“kamu…”
“kamu tau…”
“kamu…”
"kamuuuu” kata kami saling berbalas.
“yaudah aku… hehe” tandas ku
“hehe…” balasnya.

Semilir angin malam yang berhembus pada saat itu melayangkan perasaan resah dan risau yang mengerutu dalam dada. Kumpulan bintang – bintang yang bergelantungan menambahkan sempurnanya cahaya sang rembulan dimalam yang indah itu.

“kamu liat deh kumpulan bintang-bintang itu. Apa yang kamu bisa dapatkan     darinya…?”
“mmm… indah, cantik, bercahaya dan selalu ceria…” balasnya
“yah, betul. Bagaimanapun juga bintang tidak akan indah bila dia hanya seorang diri di langit sana, begitu juga kehidupan kita. Tidak akan berwarna bila tidak ada perubahan”
“mmm….” Tandasnya

 “dan bintang juga tidak akan indah bila tidak ada sesuatu yang selalu melindungi dan memberikannya cahaya berharga dalam kehidupannya, yaitu sang rembulan yang selalu mengasihi dan melindungi bintang-bintang bagaikan kasih sayang sorang ibu terhadap anaknya. Setiap malam dia selalu memberikan sepercik cahaya berharga dalam kehidupan sang bintang sehingga ia dapat bersinar dengan cerahnya dan menciptakan cahaya abadi yang indah untuk menerangi manusia dalam gelapnya malam menjadi suatu malam yang indah dan takterlupakan, seperti saat ini…”

Dia hanya tersenyum kagum. Aku pun seolah tidak bisa berkata apapun lagi dan hanya memandang salah satu dari ratusan bintang-bintang di langit. Tiba –tiba Deden dan Prily di belakang menyanyikan sebuah lagu dengan lantangnya diiringi dengan candaan.

“Kemesraan iniiiii, janganlah cepat berlalu….” Katanya dengan nada yang semraut, sambil tertawa mereka seolah menyindir kami berdua.
“apaan sihh…” balasku sambil melemparkan cangkir kosong kearah mereka.
Mereka pun tertawa dan berlalu pergi.
"aduuuhh… parah tuh orang berdua.” Kataku
“hehe…” balas cindy

Malam pun semakin larut dan angin yang berhembus semakin terasa menusuk tulang.
Aku melihat kearah Cindy bahwa dia sedikit menggigil. Seketika akupun melepaskan sweater dan memakaikan ketubuhnya.
Dia hanya tersenyum sambil menunduk. Setelah beberapa jam bersama, akhirnya kakak kelas yang sebagai panitia menyuruh semua siswa kembali ke tenda masing-masing. Kami pun kembali dan ketika akan berpisah Cindy memanggil.
“Kiii….” Sapa Cindy sambil menunjukan sweater yang ia kenakan.
"oh, iya…” balasku
“makasih yah udah nemenin aku tadi” katanya
“hehe sama-sama, yaudah aku ke tenda yah.”
“iya…”

Dan ketika Cindy akan masuk ketenda aku memanggilnya.
"Cindy…”
“iya?”
Selamat Malam

Dia hanya tersenyum.
Setelah hari itu kami jalani hari seperti biasa, kami tetap saling berkomunikasi bahkan tidak jarang aku menjemputnya untuk berangkat sekolah ataupun pulang bersama. Dan kami juga sering mendatangi tempat dimana kami berbicara panjang pada suatu malam, yaitu tempat pelantikan itu.
   
            Hari – hari ku menjadi semakin berwarna dan berharga untuk aku perjuangkan kedepannya. Hari ini tepat tanggal 29 Mei 2013. hari dimana Cindy berulang tahun yang ke-16. Di sekolah dia telihat sangat ceria, rona bahagia terpancar dari wajahnya. Kamipun memberikan kejutan ulang tahun kepadanya dengan membuatkan Cake dan 1000 Bangu Kertas Harapan untuknya yang dibuat oleh anak-anak KIR. Aku pun memberikannya sesuatu yang memang tidak ada harganya, yaitu sebuah lukisan yang menggambarkan dua orang yang sedang bersama disebuah tempat pada suatu malam. Cindy pun sangan menyukainya.

Setelah itu aku mengantarkannya pulang sekolah. Beberapa jam kemudian cindy mengajakku untuk ketempat yang biasa kita kunjungi, akupun menyetujuinya. Dalam hati aku berkata.
"tumben nih Cindy ngajak aku ke tempat itu, biasanya aku yang ngajak.” Kata ku sumringah.

Aku segera bergegas dan berangkat kerumah cindy untuk menjemputnya. Dan tak lama aku sampai dirumahnya dia sudah siap untuk berangkat.
"Ayo bos… sudah siap? Ayo berangkat” kata ku

Dia tidak merespon kata-kataku. Sepanjang perjalanan pun dia tidak berbicara seolah ada hal yang ingin ia ungkapkan tapi sulit untuk dia ucapkan.
Aku pun belum berani bertanya ada apa dengannya, karena memang tidak seperti biasanya cindy sedikit murung.
Sesampainya ditempat itu aku langsung bertanya padanya.

“ Cindy, kamu kok gak kayak biasanya, ada apa?” kata ku sambil sedkit bercanda.
Dia pun tidak merespon dan hanya termenung.
“hey… kenapa sih?” tanyaku kebingungan.
“kita duduk aja dulu ki..” balasnya
“yaa…yaudah.”

Kamipun duduk dan dia mulai menceritakan hal yang menjadi pikirannya sejak dari tadi.
“ ki, maafin aku. Ini mungkin terakhir kalinya kita jalan bareng.”
“loh… kenapa?” kataku sambil tertawa tidak percaya.
“besok aku pindah ke jepang. Aku akan tinggal disana, tadi papahku bilang bahwa kita harus tinggal di Jepang, karena papahku dipindahtugaskan untuk kerja dijepang.” Jelasnya

Aku pun tertegun dan sangat terpukul mendengar penjelasnnya. Cindy pun mulai meneteskan air matanya yang sangat berharga itu. Aku hanya tertunduk lesu seraya mataku berkaca-kaca.
“maafin aku ki… makasih selama ini sudah menemani aku. Maafin aku buat segalanya.
AKU BUKAN MALAIKAT. Katanya sambil menangis.

Aku pun memegang kedua tangannya seraya menghapus air mata yang mengalir di pipinya dan berkata.

“ kamu gak perlu nangis yah, air matamu terlalu berharga untuk menetes, aku gak papa kok, makasih untuk semuanya, telah membuat hidupku berwarna, aku gak akan melupakan semuanya. Gapailah     cita- citamu disana, teruslah bersinar secerah bintang-bintang yang kita bicarakan pada saat itu, Selamat Ulang Tahun Cindy Christina Gulla.” Seraya air mata ku mulai menetes.

Meskipun kusadari tak mungkin memeluknya, saat dia isyaratkan bahwa dirinya kan pergi.

"ijinkan aku mengantarkanmu  pulang untuk terakhirkalinya …” pintaku

Seiiring dengan keringnya air mata, kami pun pulang dan dia memelukku erat seraya bersandar dipunggung ku dibagian belakang sepeda motor.
Tak lama kemudian sampailah kami dirumahnya. Aku pun pamit kepadanya untuk pulang. Tatap matanya untuk yang terakhir siksa batinku yang mencintainya.     
            
Dari Cindy lah aku mendapatkan banyak pelajaran berharga dalam hidup, 

"Kadang kita tidak sehebat apa yang kita kira, dan ada betulnya juga apa yang orang-orang bilang bahwa cinta itu tidak harus memiliki, dan kita juga tidak perlu tahu orang lain butuh kita atau tidak, tapi yang terpenting kita ada untuk mereka."




Author : @riskyramdhani

0 komentar:

Posting Komentar

New Posts