Kamis, 26 Juni 2014



Pagi itu tepat pukul 6 lebih 15 adikku dengan kasar membangunkanku, "woi kak bangun, hari ini pertama masuk sekolah baru lhoo" katanya. Dengan spontan aku langsung melompat dari tempat tidurku dan bergegas bersiap siap.

Tepat pukul 7 pagi, kelas dimulai. Ibu guru memperkenalkan ku di depan kelas. "selamat pagi nama saya arif saya anak pindahan dari surabaya , saya baru seminggu di jakarta, karna itu mohon bantuannya" kataku. Namun karna aku orang surabaya yang mempunyai ciri khas medok , aku ditertawai oleh teman sekelasku. Langsung saja mukaku menjadi kemerahan. Kemudian ibu guru menyuruhku duduk di salah satu kursi kosong di depan kelas.

Setelah duduk, teman sebangku ku menyapaku "hai, kamu Arif dari surabaya ya ?" katanya. Saat aku ingin membalas dan melihat wajahnya kebiasaan gagap ku kambuh. "i-iiya" ucapku. "hai namaku Delima, aku udah lama disini, jadi kalo kamu butuh bantuan tinggal panggil aja"  jawabnya. "iiyaa , terrimaa kkkasiih" jawabku gagap, kemudian delima pun tertawa kecil. Buset mimpi apaan nih semalem, bisa kenal sama cewek secantik dia, teriakku dalam hati.

Sepulang sekolah aku menunggu jemputan yang tak kunjung sampai, tiba tiba delima pun mengagetkanku, "hoii , kok belum pulang ?" tanya nya "iya nih, jemputan belom dateng" jawabku sedikit cemberut. "loh kok malah cemberut ? emang rumahmu dimana ?" "aku masih belom tau jakarta, alamat juga engga hafal" ucapku. "yaudah , aku temenin ya sampai jemputanmu dateng, kebetulan jemputanku juga belom dateng" katanya. Aseek hari ini emang hari keberuntunganku teriakku dalam hati. Setelah sekitar 15 menit jemputanku dan delima datang bersamaan. "Eh del makasih ya udah nemenin" ucapku. "haha iya , sama sama" jawabnya sambil tersenyum. Kulihat lesung pipinya yang membuatnya semakin cantik dan membuatku tak mengedipkan mata. Lalu adekku langsung menarikku ke dalam mobil. Pada saat sampai di depan rumah tak kusadari delima adalah tetanggaku yang rumahnya bersebrangan.

Pada saat malam hari, aku masih membayangkan wajah delima di otakku. "ah bego , knapa ga minta nomor telpon nya tadi" ucapku kesal. Tiba tiba ibuku memanggilku karena ada tamu yang mencariku. Bergegas aku menuju keluar dan nampak delima berdiri di pekarangan rumahku. "loh del ngapain kesini ?" tanyaku "engga papa sih di rumahku gak ada orang makanya main aja, hehehe" jawabnya dengan tawa kecilnya. Setelah beberapa lama bercengkrama di pekarangan rumahku , ibu delima pun pulang. Delima pun berpamitan kepadaku dengan senyumnya yang manis semanis madu itu. "Untungnya pada obrolanku tadi aku udah dapet nomor telponnya" ucapku lega.

Setelah beberapa bulan kita berteman dekat akhirnya muncul perasaan sayang kepadanya. Kami pun sering jogging pagi pagi bersama berangkat sekolah bersama hingga menghabiskan weekend bersama.

Pada suatu hari sekolah kami mengadakan karya wisata ke tempat di daerah ancol. Pada saat pagi aku sudah berencana untuk nembak delima pada waktu karya wisata tersebut. Pada saat di bis delima nampak duduk sendiri di tengah bis , aku beruntung bisa duduk di sebelahnya. Pada saat di bis pun kami hanya mengobrol seperti biasa dan aku mulai gugup. Pada saat sampai kami pun berpasangan mencari objek objek yang diteliti."eh del , kita kan udah cukup lama kenal nih, hmm masa' kamu tau ga sih ?" tanyaku misterius. "hmm tau apaan ? jangan bikin penasaran deh" ucapnya sedikit kesal. "loh kok kesel gitu sih, senyum dong biar cantik" rayuku. "iya deh iya, emang tau apaan ?" tanyanya dengan senyum manisnya. "aku sayang kamu, kamu mau ga jadi pacarku?" tanyaku gugup. Delima pun tiba tiba lemas "rif, maaf aku sebenernya juga sayang kamu , tapi aku ga bisa jadi pacarmu" jawabnya. Tiba tiba aku sendiri yang lemas  ku tanya mengapa namun dia tak menjawab. Akhirnya aku pergi dengan perlahan meneteskan air mata.

Pada saat hari mulai senja delima yang satu kelompok denganku hilang entah kemana, spontan aku mencarinya hingga jauh dari rombongan. Akhirnya aku menemukannya duduk sendiri di bawah sebuah pohon. Aku menyapanya dan mengajak nya kembali tetapi dia menolaknya. Akhirnya kami mengobrol hingga lupa waktu.

Tal terasa sudah malam, kami pun mencari cari bis kami hingga kami sadari kami  telah ditinggal. Saat kucoba menelpon orang tuaku sial , karna batrai ponselku sudah habis , begitu juga delima. Saat kami berjalan di tengah perjalanan muncul seorang preman mabuk yang memalak kami , kami pun menolak memberikan harta kami. Hingga akhirnya sang preman kesal dan mengeluarkan pisaunya, awalnya ia ingin menusukku tapi delima menutupi tubuhku hingga dia sendiri yang tertusuk. Sang preman pun kabur. Saat itu juga aku melihat sebuah mobil polisi yang sedang berpatroli. Aku melaporkan kejadian yang terjadi barusan dan membawa delima ke rumah sakit.

Ia kehilangan banyak darah hingga koma dan membutuhkan donor. Kebetulan golongan darahku cocok dengan delima, tanpa pikir panjang pun aku langsung mendonorkan darahku. "Ah donor ini sakit, tapi ini buat delima" ucapku dalam hati. Setelah beberapa lama donor pun selesai. Aku duduk di samping ranjangnya sambil menggenggam tangannya hingga tertidur. Perlahan delima pun bangun dari komanya. Tiba tiba delima menggenggam tanganku hingga ku bangun dari tidurku. "terima kasih banyak rif" ucap delima membangunkanku, "sekarang darahmu telah mengalir di dalam tubuhku, dan sekarang aku mau jadi pacarmu" ucapnya dengan senyum manisnya. Aku pun hanya mampu tersenyum dan menahan air mata.

by : arif.23okto@gmail.com

0 komentar:

Posting Komentar

New Posts